Pengambilalihan akun atau account takeover menjadi salah satu jenis kejahatan siber yang marak terjadi. Terlebih saat semua akun kini memiliki nilai ekonomi tertentu, yang bisa dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggungjawab untuk keuntungan pribadinya.
Tapi bagaimana hal ini bisa terjadi? Bukankah setiap akun sudah memiliki perlindungan berupa kata sandi, atau bahkan otentikasi dua faktor yang kuat?
Account takeover sendiri bisa terjadi karena ada pihak yang dengan sengaja melakukan pembajakan pada akses yang dimiliki user, sehingga user tidak lagi bisa mengakses akun yang dimilikinya. Hal ini melibatkan proses yang tidak mudah serta perangkat yang cukup canggih. Artinya, oknum penjahat benar-benar memiliki persiapan matang untuk menghadapi sistem keamanan yang diberikan.
Apa yang Memicu Kejahatan Ini Terjadi?
Motif dari kejahatan ini sendiri adalah pengambilan keuntungan pribadi dengan berbagai cara. Beberapa hal dapat memicu terjadinya serangan account takeover, antara lain sebagai berikut.
- Kebocoran data : hal ini bisa terjadi melalui pembajakan kolektif atau terorganisir, kemudian data user diperjualbelikan di tempat ilegal seperti dark web. Hal serupa juga bisa terjadi saat ada upaya pembajakan akun saat user menggunakan koneksi di tempat umum yang kurang terlindungi.
- Phishing : ini adalah metode untuk mendapatkan data melalui kiriman email, chat situs web palsu, telepon, atau sebagainya. Phising dilakukan dengan cara persuasif atau intimidatif agar korban menyerahkan data akun yang dimilikinya.
- Account recovery : metode yang disediakan sebuah layanan untuk mengembalikan akun bisa dimanfaatkan oleh penjahat guna melakukan account takeover fraud. Aksi ini dapat dilakukan jika penjahat memiliki akses ke akun email atau nomor telepon, sebab verifikasi paling mendasar yang digunakan layanan untuk melakukan account recovery adalah dengan kedua data ini.
- Spyware : merupakan sejenis malware yang dapat ditanam di perangkat korbannya. Pada dasarnya aplikasi ini akan merekam setiap penekanan tombol dari aktivitas pada perangkat yang dimiliki korban.
- Pencurian dokumen : data yang didapat dengan cara dicuri atau skimming sering terjadi pada nomor kartu pembayaran, nama pengguna, email, dan akun lain yang memiliki nilai.
- Aplikasi hacking : aplikasi hacking juga bisa jadi cara untuk melakukan account takeover dengan cara paksa. Memanfaatkan celah keamanan yang dimiliki, pelaku kejahatan bisa mengambil data-data penting yang diperlukan untuk masuk ke akun dan mengambil alihnya.
- Spoofing : merupakan upaya penipuan yang dilakukan dengan menyamar sebagai orang atau organisasi yang sudah dikenal user. Tindakan ini dilakukan untuk mencuri data, hingga takeover akun yang user miliki.
5 Cara Mencegah Account Takeover adalah Sebagai Berikut
Mengingat akun yang dimiliki seorang user pasti bernilai, maka penting untuk melakukan pencegahan pada upaya account takeover ini. Beberapa cara bisa dilakukan, namun tetap harus didasari dengan kecermatan, kedisiplinan, dan kewaspadaan yang tinggi.
1. Ganti Password secara Rutin
Penggantian password secara rutin dapat membantu user terhindar dari upaya account takeover. Misalnya dalam skenario data sudah mengalami breach dan dijual di tempat ilegal, ketika user rutin mengganti password maka data yang bocor tidak lagi valid dan bisa digunakan untuk melakukan kejahatan.
2. Pastikan Semua Akun Memiliki Password
Pada skenario yang sama, bocornya data password dan nama pengguna akan jadi malapetaka saat semua akun memiliki data yang sama. Maka dari itu, sangat direkomendasikan untuk menggunakan password berbeda untuk setiap akun, sehingga proteksi yang diberikan pada akun tetap optimal.
3. Password yang Kuat
Kombinasi angka dan huruf serta simbol bisa digunakan untuk memaksimalkan kekuatan password. Gunakan juga hal-hal unik yang hanya diketahui secara personal, dan rumuskan dalam satu password yang sulit ditebak. Semakin banyak karakter yang digunakan, semakin kuat password tersebut.
4. Gunakan Jaringan yang Aman
Kebocoran data sering terjadi saat user terhubung ke jaringan publik yang terbuka, sehingga bisa disusupi oleh orang jahat yang sudah mencari mangsa. Pastikan jaringan yang digunakan selalu aman, terlebih untuk transaksi perbankan atau data penting lainnya.
5. Terapkan Perlindungan Ekstra dengan Berbagai Cara
Menggunakan otentikasi dua faktor bisa menjadi opsi yang bagus untuk meningkatkan keamanan akun. Setidaknya, setiap kali akun akan diakses, akan muncul pertanyaan untuk mengkonfirmasi permintaan akses yang dilakukan.
User juga bisa menggunakan metode verifikasi lain, mulai dari scan wajah, sidik jari, atau hal lain yang otentik dan hanya bisa diberikan oleh user saat akan mengakses akun tertentu.
Perlindungan terbaik wajib diberikan pada setiap akun, karena pada dasarnya setiap akun memiliki nilai tertentu untuk user-nya. Verihubs paham benar akan kebutuhan ini, dan hadir sebagai solusi perlindungan akun yang dimiliki user apapun jenisnya.
Verihubs Hadir dengan Fitur Lengkap untuk Melindungi Akun
Dengan fitur dan produk yang dimiliki Verihubs, perlindungan data user bisa dioptimalkan hingga titik tertinggi. Banyak metode verifikasi yang bisa diterapkan, sehingga validasi akses bisa dipastikan setiap saat. Terhubung langsung ke database yang solid milik instansi resmi, Verihubs mampu membantu melindungi data user dan mendeteksi adanya upaya account takeover yang dilakukan oknum penjahat. Mulai gunakan produk Verihubs dengan menghubungi kami untuk pengamanan akun user Anda, dan pastikan setiap data penting terlindung dari upaya cyber crime!