Penerapan Algoritma Deteksi Wajah dalam Sistem Digital

algoritma deteksi wajah

Jika Anda berbisnis di bidang layanan digital, atau fintech, tentu isu perlindungan akun yang dimiliki user menjadi isu yang penting. Tanpa jaminan ini, layanan yang Anda sediakan kemungkinan besar tidak digunakan. Salah satu teknologi yang kini banyak diterapkan dalam rangka meningkatkan perlindungan akun adalah algoritma deteksi wajah user.

Algoritma deteksi wajah sendiri merupakan sebuah sistem atau teknologi, yang dapat memberikan kemampuan pada sistem yang Anda miliki untuk mengenali wajah seseorang. Mengenali dalam konteks memastikan apakah user yang menggunakan layanan adalah adalah user yang legal, dan benar-benar memiliki hak atas akses ke akun tersebut.

Baca Juga: AI Face Recognition, Kini dan Nanti

Sekilas Cara Kerja dari Algoritma Deteksi Wajah

algoritma deteksi wajah
Sumber: freepik.com

Algoritma deteksi wajah kemudian dirancang untuk dapat memetakan fitur atau profil wajah seseorang secara matematis, dalam ukuran yang sangat akurat. Data dari profil wajah ini disebut dengan istilah faceprint, dan disimpan untuk kemudian dicocokkan dengan hasil pencarian.

Deteksi wajah sendiri merupakan salah satu jenis sistem identifikasi biometrik yang belakangan populer digunakan sebagai perangkat perlindungan akun digital milik seorang user. Dengan data ini, ‘kunci’ yang digunakan dalam membuka akses akan sangat unik dan sulit sekali dipalsukan, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki ciri fisik atau profil wajah yang unik.

Cara kerja dari algoritma deteksi wajah ini kemudian dapat Anda pahami pada penjelasan berikut ini.

  • Deteksi wajah dilakukan dengan pengambilan foto wajah dari manusia dengan memindai foto dua dimensi secara digital, atau dapat menggunakan video untuk mengambil foto wajah dalam bentuk tiga dimensi.
  • Selanjutnya proses penjajaran akan dilakukan, untuk menentukan posisi, ukuran, serta sikap kepala. Di perangkat lunak yang mendeteksi citra tiga dimensi, pengenalan dan deteksi wajah dapat dilakukan hingga sudut 90 derajat. Pada konteks citra dua dimensi, kemiringan maksimal yang dapat digunakan adalah 35 derajat.
  • Setelah tahap penjajaran akan dilakukan proses pengukuran. Sistem akan mengukur setiap lekukan yang ada di wajah user menggunakan skala sub-milimeter dan membuat template dari wajah user.
  • Berikutnya sistem melakukan representasi menggunakan template wajah yang dihasilkan. Template ini akan diubah ke dalam bentuk kode unik yang menjadi bentuk wajah user di dalam sistem.
  • Pencocokan akan dilakukan menggunakan representasi data ini. Pencocokan dapat dilakukan pada citra dua dimensi dan tiga dimensi, menggunakan ciri utama dari profil wajah (mata bagian luar dan dalam, ujung hidung).
  • Verifikasi, dilakukan dengan pencocokan satu banding satu dari data yang sudah ada. Sedangkan identifikasi dilakukan dengan pencocokan satu banding banyak dari seluruh database yang ada di dalam sistem.
  • Proses kerja algoritma deteksi wajah ini yang kemudian dapat menghasilkan pengenalan pada wajah seseorang atau user, sehingga sistem dapat mengetahui apakah user yang mengakses akun merupakan user legal pemilik akun atau sekedar tiruan saja.

Pastikan Memahami Perbedaan Deteksi Wajah dan Pengenalan Wajah

algoritma deteksi wajah
Sumber: freepik.com

Sebenarnya mungkin masih cukup banyak dari Anda yang membaca artikel ini masih bias, tentang teknologi algoritma deteksi wajah dan algoritma pengenalan wajah. Pasalnya, tidak sedikit artikel yang membahas keduanya dalam satu ulasan yang sama.

Secara mendasar, perbedaan terletak pada makna dari kedua teknologi ini.

Algoritma deteksi wajah dioptimalkan pada sebuah sistem yang dimiliki layanan dalam melakukan deteksi pada bagian wajah milik user. Idealnya, tahap ini dilakukan pada bagian awal sebelum sistem dapat memetakan profil wajah dan melakukan pengolahan pada data wajah yang dimasukkan oleh user. Dalam sebuah tangkapan gambar, atau video di skenario lain, sistem akan dapat mengidentifikasi bagian wajah dari sosok atau bidang yang ada di sana. Di sini kemudian algoritma deteksi wajah berperan besar, untuk dapat membedakan citra wajah dengan citra benda lain, seperti pot bunga, motor, dan sebagainya.

Di sisi lain, algoritma pengenalan wajah baru akan bekerja setelah algoritma deteksi wajah menyelesaikan tugasnya. Setelah diperoleh citra wajah yang akan menjadi bahan utama pencocokan, algoritma ini akan bekerja memetakan wajah user yang ada dengan membuat faceprint dan template ukuran profil wajah user. Baru kemudian user dapat dikenali dan diverifikasi identitasnya secara spesifik.

Jadi jelas bukan perbedaan keduanya?

Baca Juga: Mekanisme Liveness Check dalam e-KYC yang Perlu Dipahami

Sistem algoritma deteksi wajah selalu bekerja berdampingan dengan sistem algoritma pengenalan wajah. Hal ini idealnya disatukan dalam sistem Face Recognition, yang akan mendeteksi wajah kemudian mengenali wajah tersebut. Sistem seperti ini awam digunakan dalam pengamanan akun digital sehingga user yang bisa masuk kesana benar-benar user yang merupakan pemilik akun.

Jika Anda mulai tertarik untuk menggunakan algoritma deteksi wajah dan pengenalan wajah ini, produk Face Recognition dari Verihubs dapat menjadi solusi yang Anda cari. Dengan sistem yang solid dan kemampuan pengenalan serta deteksi cepat, user tidak perlu waktu lama untuk melakukan verifikasi dan mengakses akunnya. Perlindungan akses juga akan menjadi benar-benar solid karena oknum pelaku kejahatan siber akan sulit menembusnya. Segera hubungi layanan pelanggan kami, dan dapatkan produk handal dari Verihubs untuk berbagai keperluan verifikasi identitas layanan Anda!

Artikel Terbaru Kami

iot adalah

Mengenal Internet of Things (IoT): Studi Kasus & Cara Kerja

insurtech adalah

Memahami Insurtech: Inovasi Digital dalam Asuransi

cara membuat chatbot ai mudah

Terlengkap! Bagaimana Cara Membuat Chatbot AI Mudah?