Sebagian besar pengguna internet pasti punya setidaknya satu akun media sosial, sistem seperti toko online, atau m-banking. Saat pengguna atau user tersebut ingin login ke akun media sosial, email, atau aplikasi perpesanan tertentu, maka ia harus melewati sebuah proses bernama autentikasi. Autentikasi (authentication) merupakan suatu metode yang digunakan untuk memeriksa kebenaran identitas pengakses data secara autentik. Lantas, apa yang dimaksud dengan face authentication system?
Mari cari tahu mengenai apa itu autentikasi dan bagaimana perkembangannya.
Perlu diketahui, bahwa saat ini sistem autentikasi memang telah banyak diterapkan, mulai dari website, aplikasi, hingga berbagai platform media sosial, dan lainnya. Autentikasi menjadi sebuah proses validasi terhadap pengguna yang ingin mengakses suatu file, aplikasi, maupun sistem tertentu.
Teknologi autentikasi ini yang akan menyediakan kontrol akses untuk sistem dengan cara melakukan pencocokan kredensial pengguna dengan kredensial pada server data. Jika didapati bahwa kredensial pengguna sesuai dengan yang terekam di kredensial sistem, maka pengguna itu akan diizinkan untuk mengakses file, aplikasi, atau sistem.
Kemudian, autentikasi dikembangkan hingga lebih jauh lagi dengan meminta beberapa informasi pribadi seperti sidik jari biometrik. Dengan tujuan, untuk memastikan keamanan akun dari pihak yang memiliki kemampuan teknis untuk membobol kelemahan sistem. Jadi, dapat dikatakan bahwa autentikasi merupakan enkripsi ganda, di mana dengan adanya autentikasi ini sistem dan data akan jauh lebih aman dari tangan orang yang tidak bertanggung jawab.
Kenapa Sistem Autentikasi Lebih Aman?
Autentikasi dianggap jauh lebih aman karena prosesnya yang menggunakan beberapa faktor untuk memvalidasi pengguna yang benar-benar punya wewenang penuh. Memangnya, apa sajakah faktor-faktor itu?
Faktor autentikasi adalah kategori kredensial milik pengguna yang sangat spesifik, contohnya adalah ID dan password. Faktor autentikasi ini juga memiliki jenis yang berbeda-beda, adapun jenis-jenis autentikasi yang harus diketahui yaitu:
- Sesuatu yang diketahui: faktor autentikasi ini membutuhkan pengguna untuk menunjukkan sesuatu yang diketahui, yang biasanya ini akan menjadi password atau PIN. Untuk menggunakan autentikasi jenis ini, pengguna harus mengatur kredensial sesuai dengan apa yang “Diketahui”.
- Sesuatu yang dimiliki: pada kasus ini, pengguna harus membuktikan bahwa ia memiliki sesuatu, misalnya smartphone atau email. Untuk proses autentikasi, sistem akan mengirim kode unik autentikasi dan memastikan pengguna memiliki autentikasi yang diminta. Contohnya, pada saat pengguna menerima SMS/email berupa kode OTP (on time password).
- Sesuatu yang pribadi: maksudnya adalah berbagai informasi pribadi milik pengguna, seperti bentuk sidik jari biometrik, pengenalan wajah atau suara, atau bisa juga pertanyaan seperti nama ibu kandung, hewan favorit, warna favorit, dan lainya.
Apa Saja Jenis-Jenis Autentikasi?
Ada beberapa jenis autentikasi dalam proses validasi data pengguna, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Single Factor Authentication
Single factor authentication (SFA) akan meminta pengguna untuk memasukkan ID pengguna, lalu proses autentikasi akan berjalan dengan meminta pengguna untuk memasukkan password yang benar dan sesuai dengan ID pengguna.
2. Two Factor Authentication
Two factor authentication (2FA) merupakan proses autentikasi yang dikembangkan beberapa tahun setelah adanya SFA, yang tujuannya adalah untuk memperkuat keamanan. Setiap pengguna akan divalidasi menggunakan beberapa pertanyaan, kode unik OTP yang dikirimkan melalui smartphone, atau bisa juga dengan wajah maupun sidik jari biometrik.
3. Multi Factor Authentication
Multi factor authentication (MFA) merupakan jenis autentikasi yang mewajibkan pengguna untuk memverifikasi tiga jenis identitas, misalnya ID pengguna, sidik jari atau wajah, dan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pengguna.
Baca juga: 3 Tahap Utama Face Analysis dalam Proses Otentikasi User
Seperti Apa Cara Kerja Face Authentication System?
Pada umumnya, cara kerja face authentication system hampir sama dengan teknologi biometrik yang lainnya. Sistem perlu menyimpan informasi ke dalam database terlebih dahulu, dengan melakukan pemindaian. Berikut ini adalah penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara kerja face authentication system:
- Pemindaian: face authentication system hanya dapat dilakukan ketika informasi sudah tersimpan ke dalam database. Itulah mengapa, sebagai langkah awal diperlukan pemindaian untuk mendeteksi seluruh struktur wajah seseorang.
- Analisis fitur dan struktur wajah: selanjutnya sistem akan menganalisis hasil pindaian. Hasil tangkapan dari pemindaian seluruh bagian wajah pengguna akan langsung dianalisis oleh sistem, dan sistem akan berusaha menangkap semua fitur dan struktur unik dari wajah agar nantinya bisa membedakan berbagai identitas orang.
- Pemrosesan hasil analisis menjadi faceprint: Informasi yang disimpan oleh sistem bukan berupa bentuk, fitur, struktur atau tekstur wajah. Tetapi, penyimpanan informasi akan dilakukan ketika hasil analisis wajah sudah diubah menjadi data yang dikenali oleh sistem, di mana data itu berisi kode-kode numerik yang menggambarkan karakteristik wajah.
- Identifikasi: selanjutnya adalah proses perbandingan karakteristik wajah dengan orang lain. Karakteristik wajah yang sudah diubah menjadi faceprint, kemudian akan langsung dibandingkan oleh sistem supaya dapat diidentifikasi secara akurat.
Perlu dipahami, database sistem pada dasarnya menyimpan ratusan faceprint yang digunakan untuk mengidentifikasi wajah seseorang. Faceprint Anda yang sudah tersimpan di dalam dalam database nantinya bisa digunakan untuk memberikan akses ke berbagai perangkat elektronik yang ada.
Baca juga: Mengenal Fungsi Faceprint dalam Proses Face Recognition
Saatnya Menerapkan Face Authentication System pada Bisnis Anda!
Sekarang sudah terbayang bukan, betapa pentingnya menerapkan face authentication system di era modern seperti sekarang ini?
Jika Anda mulai tertarik untuk menggunakan face authentication system ini, tidak perlu bingung karena Verihubs hadir untuk memenuhi kebutuhan Anda terkait sistem verifikasi. Verihubs punya fitur Face Recognition yang masuk dalam kategori produk Biometric Verification, di mana fitur ini bisa diterapkan pada bisnis atau perusahaan Anda. Anda bisa mendapatkan informasi selengkapnya, atau menjadwalkan DEMO GRATIS dengan cara menghubungi kontak layanan Verihubs sekarang!