Fraud bisa terjadi dan mengancam siapa saja yang tidak waspada. Dalam berbagai bentuk, hal ini wajib diwaspadai setiap saat agar kerugian yang terjadi dapat dihindari, atau setidaknya diminimalisir. Salah satu jenis fraud yang paling umum terjadi adalah payment fraud.
Menjadi salah satu jenis yang paling sering terjadi di era pembayaran digital, payment fraud dapat menimpa siapa saja. Mulai dari pengguna sebuah layanan digital, penyedia layanan digital, bahkan perusahaan besar sekalipun bisa menjadi korban dari tindakan kriminal ini.
Untuk mendapatkan pemahaman lebih baik pada konsep tersebut, mari bedah satu persatu terkait pengertian, tipe dan jenisnya, serta bagaimana sebuah bisnis melakukan adaptasi agar hal ini tidak menimpa pelanggan atau sistem yang dimilikinya.
Baca Juga: 5 Ancaman yang Muncul dari Identity Fraud, Simak di Sini!
Pengertian dari Payment Fraud
Sumber: freepik.com
Konsep tindak kriminal ini merupakan segala bentuk pemalsuan atau transaksi ilegal yang dilakukan oleh pelaku cybercrime, dengan tujuan menghilangkan dana milik korbannya, barang-barang atau aset pribadi, hingga pada informasi yang bersifat sensitif melalui jaringan internet.
Kejahatan digital ini dapat dikenali dari tiga karakteristik utamanya:
- Transaksi yang bersifat curang atau tidak atas persetujuan pemilik akun
- Tindakan penghilangan atau pencurian merchandise
- Permintaan refund palsu, pengembalian, atau bounced checks
Dijelaskan demikian sebab kejadian paling tinggi untuk fraud ini berada pada ranah e-commerce atau marketplace yang pada dasarnya merupakan transaksi digital antara pihak buyer dan seller dengan menggunakan sistem yang telah disediakan.
Seperti yang dipahami bersama, peningkatan jumlah transaksi online juga turut meningkatkan risiko dan potensi terjadinya kejahatan siber. Hal ini jelas wajib diwaspadai oleh Anda, selaku pemilik bisnis atau layanan digital yang berkaitan dengan urusan pembayaran secara online.
Mengenali Tipe-Tipe Fraud yang Ada
Sumber: freepik.com
Ada beberapa metode payment fraud yang idealnya Anda pahami, dan Anda waspadai agar tidak menimbulkan kerugian pada layanan yang Anda berikan. Beberapa jenis dari metode tersebut dapat Anda cermati penjelasannya di bawah ini.
- Phishing, metode ini dilakukan dengan menyamarkan email atau situs yang menyerupai penyedia layanan digital resmi, namun sebenarnya tiruan. Situs atau email ini akan meminta data pribadi user yang memiliki nilai tertentu, seperti kartu kredit, akun bank, atau kredensial login. Ketika data ini dimasukkan, user akan menjadi korban tindak kejahatan sebab datanya diambil oleh pelaku cybercrime.
- Pencurian identitas, atau dikenal dengan istilah identity theft, merupakan upaya cybercrime dengan melakukan pembobolan pada sistem keamanan atau WiFi publik, untuk mencuri identitas dan kredensial lain yang dimiliki seorang user. Informasi ini dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
- Pagejacking, dilakukan dengan rerouting pada traffic yang ada di situs milik Anda, dan mengarahkannya ke website berbeda. Di website ini, disematkan berbagai entitas dan file yang dapat menyebabkan kerugian seperti virus, malware, spyware, dan sejenisnya.
- Advanced fee and wire transfer scams, payment fraud ini dilakukan dengan menarget user dengan kartu kredit dan pemilik e-commerce dengan meminta pembayaran di muka dan akan menggantinya di kemudian hari.
- Merchant identity fraud, metode ini melibatkan pelaku kriminal yang sengaja membuat akun, yang seakan-akan adalah akun resmi dari sebuah layanan. Transaksi dilakukan seperti biasa dengan penawaran produk tertentu, namun pelaku hilang ketika barang atau produk tak kunjung didapatkan oleh user.
Jika diperhatikan, setiap payment fraud yang terjadi selalu dilakukan dengan dasar pemalsuan dokumen atau identitas, atau pencurian identitas dan kredensial. Maka dari itu, sebagai penyedia layanan digital, sudah sewajarnya Anda memberikan proteksi yang lebih baik atas risiko ini.
Cara Melakukan Mitigasi pada Risiko Fraud
Sumber: freepik.com
Penerapan langkah mitigasi agar payment fraud tidak terjadi dapat dilakukan dengan beberapa cara sederhana.
- Terus waspada pada kabar dan perkembangan modus kejahatan siber yang terjadi pada sektor bisnis Anda
- Menjalin kerjasama dan menggunakan layanan pembayaran terverifikasi yang jelas dan terbukti kredibilitasnya
- Melakukan enkripsi pada transaksi dan email yang memuat informasi bersifat rahasia
- Menghimbau pada pelanggan Anda untuk melakukan penggantian kode keamanan secara berkala
- Menerapkan kebijakan terkait akses yang dimiliki dan informasi rahasia
- Secara reguler menjalankan security checks pada sistem keamanan yang dimiliki
- Mengharuskan pelanggan untuk melakukan login pada akun miliknya ketika akan melakukan pembelian atau transaksi
Baca Juga: Pentingnya Menerapkan Fraud Prevention pada Bisnis Anda
Terjadinya payment fraud dapat merugikan pihak perusahaan dan pihak user secara umum. Maka dari itu, pencegahan wajib dilakukan, sehingga risikonya dapat ditekan dan dihindari. Salah satu upaya pencegahan yang dapat Anda lakukan guna meningkatkan proteksi pada kejadian ini adalah dengan menerapkan sistem verifikasi yang jelas untuk setiap pihak.
Untuk membantu proses verifikasi ini, Anda dapat menggunakan produk yang disediakan oleh Verihubs. Salah satu perusahaan yang fokus pada urusan verifikasi ini memiliki sistem yang solid dan kualitas produk yang sudah teruji.
Gunakan Produk Verifikasi Verihubs untuk Kebutuhan Bisnis Anda
Verihubs paham benar jika ancaman payment fraud masih ada dan menjamur seiring naiknya tren pembayaran digital. Maka dari itu, sistem verifikasi yang disediakan Verihubs dapat membantu Anda mengurangi risiko tersebut. Dengan berbagai produk verifikasinya, keamanan transaksi, data Anda, dan data pelanggan dapat lebih terjamin. Segera hubungi layanan pelanggan kami, dan dapatkan informasi lebih lengkap terkait produknya sekarang juga!