Kupas Tuntas Cara Kerja Face Recognition untuk Verifikasi Identitas
Penerapan face recognition kini telah dilakukan di banyak sektor industri. Mulai dari fintech dan perbankan, hospitality, akademik, kepolisian, perkantoran, hingga industri lainnya. Namun sudahkah Anda paham cara kerja face recognition yang sudah diterapkan dalam berbagai industri ini?
Bisa saja, industri atau bisnis yang Anda geluti saat ini juga telah menggunakan fitur tersebut dalam rangka pengamanan akses pada akun yang dimiliki user-nya. Ada baiknya Anda mengetahui cara kerja fitur pengamanan ini, sehingga lebih optimal dalam pemanfaatannya.
Face recognition sendiri adalah teknologi pengenalan wajah dengan membandingkan data yang dimasukkan user pada data yang sudah tersimpan atas akun tersebut, guna memastikan pihak yang mengajukan permintaan akses adalah user sah akun tersebut.
Cara kerja face recognition secara umum adalah sebagai berikut.
Baca Juga: 6 Cara Meningkatkan Kualitas Customer Experience dengan Teknologi Verifikasi Modern
1. Pengunggahan Citra Wajah Pertama
Langkah pertama yang dilakukan sistem adalah meminta user untuk memasukkan data yang diperlukan. Data ini dapat diperoleh dengan berdiri di depan perangkat pemindai, sehingga wajah dari user dapat diekstrak datanya oleh sistem.
Pada proses ini, user akan diminta mengikuti arahan sederhana agar pengambilan data berjalan dengan optimal. Dengan demikian setiap data yang diperlukan dapat diperoleh sistem, dan proses selanjutnya akan berjalan lancar.
- Proses Penjajaran
Masih dalam proses tahap pertama, kemudian citra atau foto yang diperoleh akan dijajarkan untuk menyesuaikan posisi, ukuran, dan sikap kepala. Proses ini digunakan sebagai standarisasi data masukan agar mudah dikelompokkan dan dikenali.
- Proses Pengukuran
Sistem kemudian akan melakukan proses pengukuran setiap profil di wajah hingga skala sub-milimeter, serta membuat template wajah user yang baru saja dimasukkan datanya.
- Proses Representasi
Data yang telah jadi dalam bentuk angka ini kemudian akan menjadi basis utama pencocokan yang dilakukan dengan data yang tersimpan di dalam database. Kode ini akan merepresentasikan wajah user di dalam sistem, yang pada akhirnya menjadi salah satu data di dalam database.
2. Upload Citra Wajah Kedua
Tahap kedua yang akan dilakukan sistem adalah meminta user untuk mengunggah data kedua yang idealnya mirip atau serupa dengan data pertama. Data ini akan dicocokkan untuk memperoleh kode unik, sekaligus validasi data yang diperoleh pada pengunggahan citra pertama.
Dengan dua data masukan yang diperoleh sistem, akan muncul satu data identitas yang solid yang dapat dibandingkan dengan data yang telah tersimpan di dalam database yang sebelumnya pernah digunakan sebagai dasar acuan perbandingan.
3. Tahap Ketiga, Proses Pencocokan Data Masukan dengan Database
Pada tahap ketiga, setelah data yang diperlukan diperoleh sistem dari dua masukan awal, maka selanjutnya data akan dicocokkan dengan data yang sudah tersimpan di dalam database sistem. Kode-kode yang telah diformulasikan tadi kemudian dibandingkan dengan kode yang telah tersimpan.
Pencocokan kode ini akan melewati berbagai langkah yang tidak sederhana. Namun berkat sistem yang solid dan keterlibatan AI dalam analisis kode yang ada, maka prosesnya dapat berjalan dalam waktu yang terbilang singkat sehingga tidak membuang waktu dari user.
Ingat, proses singkat dalam pencocokan ini idealnya tidak mengurangi akurasi data yang dicocokkan, sehingga validitas dan kecocokan data tetap berada pada titik yang optimal.
4. Tahap Keempat, Proses Verifikasi dan Identifikasi
Tahapan terakhir adalah pengungkapan apakah data yang dimasukkan serupa dan cocok dengan data yang telah dimiliki oleh sistem sebelumnya. Kecocokan ini akan menjadi indikator utama pengenalan wajah oleh sistem, kepada user pemilik akun.
Verifikasi dilakukan dengan pencocokan data dengan data yang ada pada akun user, sehingga dapat memastikan kebenaran user yang mengajukan akses. Lebih lanjut, identifikasi dilakukan untuk memastikan user benar-benar memiliki akun yang sah dalam sistem, sehingga dapat menggunakan layanan dan fitur yang tersedia dalam sistem tersebut.
Notifikasi yang muncul dapat beragam. Mulai dari kata-kata kecocokan, atau persentase kemiripan data masukan dengan data yang telah disimpan sebelumnya.
Baca Juga: Apa itu Liveness Detection untuk Face Recognition? Ini Penjelasannya
Cara kerja face recognition sendiri sebenarnya cukup mudah dipahami. Keempat tahapan di atas menjadi cara kerja umum yang digunakan dalam sistem pengenalan wajah ini, dan bisa saja pada produk yang berbeda memiliki proses kerja yang sedikit berbeda pula.
Secara mendasar fitur ini memungkinkan sistem untuk mengenali wajah user dengan akun terdaftar pada layanan yang tersedia. Proteksi ini dinilai lebih aman daripada penggunaan PIN atau password, sebab sangat sulit untuk diduplikasi atau dipalsukan.
Di sisi lain, penggunaannya juga mudah sebab user tidak perlu mengingat sederet kode atau kombinasi unik. Selama profil wajah tidak mengalami perubahan yang ekstrim, maka idealnya sistem akan selalu dapat mengenali user dengan akurat.
Selalu Andalkan Verihubs, Verifikasi Biometrik Wajah Terbaik untuk Bisnis
Salah satu produk terbaik untuk verifikasi biometrik, dalam hal ini Face Recognition, adalah Verihubs. Cara kerja face recognition yang digunakan serupa dengan apa yang disampaikan di atas, namun prosesnya berlangsung hanya dalam hitungan detik saja. Dapat dibayangkan bukan efisiensi penggunaannya? Dengan memanfaatkan semua fitur yang dimiliki Face Recognition dari Verihubs, bisnis apapun yang Anda jalankan dapat beroperasi semakin efektif. Maka segera hubungi layanan pelanggan kami, dan dapatkan informasi lengkap mengenai pricelist dan fleksibilitas penerapannya sekarang juga!