Face Morphing Attack pada Proses Verifikasi Biometrik Wajah
Sistem pengenalan wajah (face recognition) menjadi salah satu modalitas biometrik yang paling umum digunakan untuk verifikasi identitas di berbagai aplikasi modern. Mulai dari tugas sepele seperti membuka kunci smartphone, hingga bisnis resmi seperti perbankan, e-commerce, hingga penegakan hukum. Namun sayangnya, sistem face recognition rentan terhadap serangan baru yang muncul, yang dikenal face morphing.
Face morphing adalah penggunaan program manipulasi gambar wajah untuk menggabungkan dua gambar terpisah menjadi satu gambar wajah baru. Versi paling awal dari face morphing ini berasal dari praktik yang dikenal sebagai “tabula scalata” yang berasal dari tahun 1600-an. Ini adalah proses membangun dua gambar secara berdampingan di atas permukaan yang bergelombang atau bergerigi. Gambar-gambar ini kemudian bisa dilihat sebagai “gambar” jika Anda melihatnya dari sudut tertentu.
Tapi di era saat ini, siapa saja bisa mengubah dua wajah secara online secara gratis melalui situs website dan aplikasi. Bahkan, bisa juga mencoba face morphing selebritas melalui generator gambar cepat, hingga program desain profesional yang dapat digunakan untuk mengubah wajah.
Ancaman Face Morphing Terhadap Sistem Verifikasi Biometrik
Face morphing ini tentu menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap sistem verifikasi biometrik wajah, mengingat face morphing tidak sulit untuk dilakukan karena alat komersial tersedia untuk membantu siapa saja yang ingin melakukannya. Serangan ini akan menimbulkan ancaman bagi entitas yang menerima segala jenis foto yang dikirimkan pengguna untuk kredensial identitas.
Sebagaimana dilansir dari laman Biometric Update, Annalisa Franco dari University of Bologna dan iMARS menjelaskan face morphing sebagai kombinasi dari warping dan pencampuran tekstur yang diterapkan pada landmark wajah, atau produk dari generative adversarial network (GANs). Salah satu contoh dari serangan ini, Artificial Intelligence (AI) digunakan untuk menghasilkan gambar wajah identitas ganda, yang dapat didaftarkan pada chip paspor untuk memungkinkan dua orang lulus pemeriksaan biometrik terhadap dokumen ID yang sama.
Tentu saja, hal ini telah diidentifikasi sebagai salah satu ancaman paling serius terhadap sistem keamanan biometrik, seperti untuk kontrol perbatasan. Lantas, bagaimana cara menghadapi serangan face morphing pada proses verifikasi biometrik wajah?
Baca juga: Mengenali Cara Kerja Online Face Recognition, Praktis!
Proses Verifikasi Biometrik Wajah
Sistem verifikasi biometrik memverifikasi identitas individu dengan menggunakan karakteristik biometrik mereka. Biometrik digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti keamanan, diagnosis medis, dan masih banyak lagi. Butuh waktu selama berabad-abad untuk verifikasi biometrik menjadi seperti sekarang ini. Dan dalam dekade terakhir, pengembang telah membuat lompatan yang cukup besar dengan sistem verifikasi identitas biometrik mereka.
Untuk saat ini, masih ada kasus kecocokan yang salah, termasuk karena adanya serangan face morphing. Tetapi penggunaan biometrik wajah masih merupakan opsi yang lebih aman untuk menciptakan solusi verifikasi identitas terbaik.
Sistem verifikasi identitas biometrik berbeda dari sistem verifikasi identitas tradisional, seperti kata sandi dan sistem berbasis pengetahuan, karena mereka menggunakan karakteristik biologis unik dari seseorang untuk memverifikasi identitas mereka. Tidak seperti sistem verifikasi identitas tradisional, yang seringkali bisa dikelabui oleh penipu, verifikasi biometrik bersifat tunggal bagi seorang individu. Oleh karenanya, sistem ini jauh lebih efektif dalam memastikan identitas setiap individu.
Supaya terhindar dari serangan face morphing, pastikan Anda memilih sistem verifikasi biometrik wajah yang paling unggul.
Baca juga: Face Identification 101: Konsep, Cara Kerja, dan Bedanya dengan Face Verification
Mari Kenalan dengan Sistem Biometrik dari Verihubs!
Aplikasi berbasis teknologi yang dimiliki oleh Verihubs sangat fleksibel dan mudah disesuaikan, sehingga dapat mengakomodir berbagai keperluan Anda. Biometric Verification yang tersedia sebagai salah satu produk unggulan dari Verihubs akan membantu Anda dalam memindai wajah dan mendeteksi ekspresi dari wajah pengguna.
Biometric Verification Verihubs terdiri dari Face Recognition dan Liveness Detection, yang keduanya sama-sama bisa diandalkan dengan kelebihannya masing-masing.
1. Face Recognition
Bandingkan dan kenali wajah pengguna melalui AI dengan akurasi yang tinggi. Teknologi AI Verihubs akan membandingkan dua wajah baik dalam bentuk selfie maupun dokumen secara akurat, sehingga dapat memastikan pengguna adalah orang yang sama.
Tak perlu khawatir jika pengguna mengambil gambar secara terbalik, karena Verihubs bisa mendeteksi dan memutar gambarnya langsung ke posisi yang benar. Hanya dalam hitungan satu detik saja, teknologi ini bisa mencocokkan data secara realtime dengan data yang sudah terekam di dalam database.
2. Liveness Detection
Hindari upaya penipuan identitas dengan cara mendeteksi wajah pengguna secara langsung. Dengan Liveness Detection ini, Anda dapat mendeteksi objek di depan kamera secara akurat dan memastikan objek tersebut adalah identitas asli yang hidup, bukan representasi dari foto ataupun topeng.
Anda juga bisa mencegah aktivitas log-in secara ilegal dengan mendeteksi objek hidup dan mati melalui dua fitur canggih yaitu liveness detection aktif dan pasif saat digital onboarding. Dilengkapi juga dengan fitur pengamatan gambar secara detail yang menganalisa tekstur kulit, pencahayaan dan distorsi, sehingga teknologi ini aman dari gangguan hacker yang menggunakan foto cetak, foto digital, video rekaman, hingga topeng wajah.
Segera hubungi kontak layanan Verihubs untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan mengetahui solusi terbaik apa yang tepat untuk bisnis Anda.