Kenali 5 Bahaya Oversharing di Dunia Maya dan Cara Menghindarinya

oversharing adalah

Pernahkah Anda memperhatikan kalimat apa yang pertama muncul saat Anda mengakses media sosial, “Apa yang ada di pikiranmu?” atau “Apa yang sedang kamu lakukan?”. Tanpa disadari, pertanyaan-pertanyaan sederhana tersebut ternyata justru mengajak Anda supaya memberikan suatu informasi secara sukarela. Bahkan terkadang, informasi yang dibagikan sebenarnya ada di dalam ranah privat. Jika hal semacam ini terlalu sering dilakukan, maka ini bisa disebut dengan oversharing. Oversharing adalah suatu tindakan justru menimbulkan berbagai risiko, bukan hanya membuat jengah teman-teman di medsos, tetapi juga akan memberikan kesempatan terjadinya cyber crime.

Belum lagi risiko seperti rentan terjadi perundungan, pelecehan, hingga berbagai konflik personal dan profesional. Bisa jadi sangat berbahaya dan merugikan!

Ternyata ada berbagai alasan yang menjadi seseorang oversharing di media sosial, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Memiliki keinginan untuk terus terhubung dekat dengan orang lain
  • Memiliki kecemasan pada lingkungan sekitar 
  • Sulit dalam membaca situasi terutama di lingkungan sosial
  • Memiliki personal boundaries yang buruk 
  • Memiliki keluarga yang juga oversharing 
  • Terlalu sering menggunakan media sosial

Biasanya, seseorang ingin menumpahkan semua hal tentang dirinya di media sosial karena adanya online disinhibition effect, yaitu berkurangnya penghambat atau pengendalian yang dirasakan seseorang ketika berkomunikasi secara online dibandingkan dengan berkomunikasi secara langsung. 

Tidak hanya memamerkan kebahagiaan atau privasi, terkadang mereka juga akan memberikan keluh kesah, umpatan, atau hal-hal lain yang tidak bisa mereka ungkapkan secara tatap muka. 

Bahaya Oversharing di Dunia Maya

oversharing adalah
Sumber: Freepik

Lantas, apa sebenarnya dampak dari oversharing? Ternyata, dampak oversharing sangat luas, selain mengancam keamanan, oversharing adalah suatu tindakan yang bisa menimbulkan efek pada kesehatan mental. Selengkapnya, berikut ini adalah beberapa dampak negatif yang muncul akibat oversharing. Mari simak satu per satu!

1. Cyber Crime

Membagikan berbagai informasi pribadi secara berlebihan di media sosial tentunya akan membuka peluang terjadinya cyber crime. Contohnya adalah nama lengkap, alamat, tanggal lahir, atau nomor identitas, yang semuanya bisa saja disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Jangan salah, cyber crime ini mungkin terjadi bukan hanya ketika Anda berbagi foto atau video saja, sebab sekadar mengunggah Instagram Story yang akan hilang setelah 24 jam saja tetap bisa  disalahgunakan melalui modus malware, phishing, ransomware, dan lainnya.

2. Pembobolan Password

Oversharing juga bisa memberikan celah untuk pembobolan password atau kata sandi, mengingat kebanyakan orang hanya memasang password berupa tanggal lahir atau kombinasi lain yang mudah sekali ditebak. Sekali dicuri, maka akan sangat mudah bagi pelaku cyber crime untuk membobol berbagai aspek kehidupan Anda.

3. Pencurian Identitas dan Penipuan

Bukan hanya terjadi pada publik figur saja, nyatanya oversharing dengan memberikan informasi pribadi juga rentan dimanfaatkan oleh pencuri identitas. Ini adalah sebuah praktik kriminal ketika seseorang meniru identitas seseorang demi keuntungan diri sendiri, mulai dari menyebarkan fitnah, membentuk persepsi negatif, hingga penipuan.

Bukankah sudah sering sekali ada seseorang yang meniru identitas dan meminta bantuan teman agar segera ditransfer sejumlah uang? Anda pasti sudah sering mengetahui modus penipuan ini, bukan? Nah, hal semacam ini yang bisa terjadi pada orang yang oversharing.

4. Akses Lokasi

Seringnya, seseorang memberikan keterangan lokasi secara real time di media sosial, seperti alamat rumah, alamat kantor, hingga alamat daycare, atau tempat ia sedang berada saat itu. Tentara ini juga sangat berbahaya karena memberikan peluang seseorang untuk mengintai pola rutinitas setiap harinya.

Belum lagi jika ditambah dengan berbagai informasi lengkap yang dipaparkan, misalnya kebiasaan di hari Senin, di akhir pekan, dan lain sebagainya.  Tentunya, ini bisa dimanfaatkan orang untuk mengikuti ritme tersebut demi melancarkan niat jahatnya.

5. Terjadi Bullying atau Perundungan

Banyak hal yang bisa menjadi bahan perundungan alias bullying oleh pengguna media sosial. Masa lalu, trauma masa kecil, pengalaman buruk, penampilan, hingga sekadar menyampaikan pendapat bisa jadi sumber masalah baru. Hal ini bisa berdampak sangat buruk pada kesehatan mental orang yang mengalaminya.

Mengingat tidak ada satu opini seragam terhadap sebuah topik, jadi bisa saja apa yang Anda rasa benar ternyata justru diserang oleh para netizen. Perundungan online semacam ini tentu dapat merusak kesehatan mental dan dampak tersebut bahkan bisa berlangsung cukup lama.

Baca juga: Username Artinya Identitas di Dunia Maya, Inilah Kegunaannya

Cara Menghindari dan Mencegah Oversharing di Dunia Maya

oversharing adalah
Sumber: Freepik

Salah satu cara terbaik untuk menghindari dan mencegah oversharing adalah memastikan Anda telah mengatur akun Anda ke private (rahasia). Mengingat semua yang Anda bagikan atau posting di dunia maya memberi tahu sesuatu tentang diri Anda kepada orang lain, seperti kebiasaan dan lokasi, maka pertimbangkan apakah Anda ingin membagi informasi ini kepada semua orang atau tidak.

Jangan pernah memasukkan detail mengenai diri Anda yang dapat digabungkan dan dimanfaatkan oleh penjahat cyber crime, misalnya usia, tanggal lahir, alamat, tempat kerja, sekolah pertama, nama gadis ibu kandung, nama saudara atau binatang peliharaan, atau hal lain yang menjadi kata sandi Anda.

Saat Anda memberikan akses ke data media sosial Anda untuk mengikuti kompetisi, mendapatkan hadiah, atau turut serta dalam survei, maka Anda mungkin memberikan informasi rahasia. Maka, selalu periksa syarat dan ketentuan dan harap berhati-hati dengan apa yang Anda setujui dengan orang lain yang mengetahui tentang diri Anda atau akun Anda, ya!

Tips berikut agar terhindar dari bahaya oversharing berikutnya adalah harap berpikir dua kali tentang unggahan yang Anda bagi. Misalnya surat izin mengemudi, paspor, beberapa surat dan dokumen lain yang berisi informasi sensitif yang Anda perlukan untuk membuktikan identitas Anda.

Baca juga: Enkripsi adalah Kunci Pengamanan Data di Era Digital, Ini Cara Kerjanya!

Cegah Pencurian Data dengan Keamanan Berbasis teknologi!

Untuk melindungi bisnis dan user Anda terhadap pencurian data, jangan lupa imbangi dengan keamanan berbasis teknologi, seperti layanan dari Verihubs. Sebagai perusahaan berbasis Saas (software-as-a-service), Verihubs menawarkan solusi lengkap bagi bisnis Anda. Teknologi yang dipakai oleh Verihubs di antaranya adalah sistem KYC (Know Your Customer) dan KYB (Know Your Business) untuk memeriksa dan memvalidasi pelanggan prospektif hingga menjadi penyedia infrastruktur back-end lengkap yang dibutuhkan untuk membuat produk fintech yang aman dan terkontrol.

Bersama dengan Verihubs, pengalaman pelanggan akan menjadi lebih lancar, operasional lebih efisien, dan keamanan data lebih terjaga karena berbasis teknologi. Verihubs telah dipercaya oleh para pelaku bisnis di Indonesia dari perusahaan fintech, bank digital, bank konvensional, e-commerce, hingga bisnis digital lainnya. Tunggu apa lagi, sekarang giliran Anda!

Artikel Terbaru Kami

insurtech adalah

Memahami Insurtech: Inovasi Digital dalam Asuransi

cara membuat chatbot ai mudah

Terlengkap! Bagaimana Cara Membuat Chatbot AI Mudah?

peranan kecerdasan buatan dalam pendidikan

10 Manfaat & Peranan Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan