Pemanfaatan akan teknologi dan informasi dapat memang dirasakan manfaatnya, baik di bidang pendidikan, perekonomian dan lain-lain. Namun sayangnya, perkembangan teknologi dan informasi ini tidak saja memberikan manfaat tapi juga mengakibatkan masalah yang dapat merugikan masyarakat, seperti halnya penyalahgunaan data, pencurian data pribadi, penjualan data pribadi, penipuan dan lain sebagainya. Untuk itu, upaya perlindungan data pribadi sangat penting untuk dilakukan.
Pelaku usaha atau penyelenggara sistem elektronik dapat mengumpulkan data pribadi dari pelanggan/calon pelanggan dengan mudah, di mana data digital dapat diperjualbelikan tanpa sepengetahuan dan seizin pemilik data. Data pribadi juga bisa disalahgunakan (untuk tujuan di luar pemberian, penyerahan data pribadi digital), bisa juga terjadi data pribadi yang terkoneksi dibajak, dicuri (hack) oleh pihak ketiga.
Contoh Kasus Penyalahgunaan Data Pribadi
Dengan adanya penyalahgunaan data pribadi, tentu dapat terlihat adanya kelemahan sistem, kurangnya pengawasan, sehingga data pribadi dapat disalahgunakan hingga mengakibatkan kerugian bagi pemilik data tersebut. Penyalahgunaan, pencurian, serta penjualan data pribadi adalah suatu pelanggaran hukum dalam bidang teknologi informasi dan juga dapat dikategorikan sebagai pelanggaran atas hak asasi manusia, karena data pribadi menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus dilindungi.
Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat beberapa contoh kasus dalam penyalahgunaan data pribadi, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Pinjaman online, di mana mekanisme transaksinya mengisi data secara online kemudian dalam hal keterlambatan pembayaran tidak jarang menggunakan kolektor untuk melakukan intimidasi kepada nasabah, keluarga nasabah, hingga pimpinan tempat nasabah bekerja. Dan bahkan ada juga yang dapat mengakses data dari handphone nasabah.
- Transportasi online, di mana konsumen dapat mengalami pelecehan seksual melalui nomor WhatsApp.
- Penyalinan data dan informasi kartu ATM nasabah (skimming), di mana pelaku skimming melakukan penarikan dana di tempat lain.
Berdasarkan contoh kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat metadata berupa data pribadi yang diberikan untuk berbagai kepentingan (perbankan, e-commerce, dan lain sebagainya), diserahkan secara sukarela dan disimpan sebagai data digital oleh pelaku usaha (atau siapapun yang menerima dan menyimpan data pribadi), sangat rentan untuk disalahgunakan penerima-penyimpan data atau dicuri (hack) pihak ketiga.
Begitu mengerikannya penyalahgunaan data pribadi, sehingga setiap orang harus paham bagaimana upaya yang dapat dilakukan dalam rangka perlindungan data pribadi masing-masing.
Upaya Perlindungan Data Pribadi yang Dapat Dilakukan
Dalam upaya perlindungan data pribadi, berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan agar privasi tetap terjaga selama berselancar di internet.
1. Menggunakan VPN
Virtual private network (VPN) merupakan suatu layanan yang memungkinkan setiap pengguna memiliki koneksi yang aman dan pribadi dari perangkat ke jaringan internet. Layanan VPN ini biasanya digunakan untuk perangkat komputer atau smartphone, dengan tujuan untuk filter koneksi internet sehingga penggunanya tidak mudah terlacak.
Dengan menggunakan VPN, aktivitas online tidak mudah diidentifikasi oleh pihak lain, melindungi aktivitas online, dan melindungi data dari hacker. Selain itu, VPN juga dapat
2. Membuat Password yang Kuat
Mengingat kata sandi atau password adalah garis pertahanan pertama dalam melawan peretas, jadi jangan pernah menggunakan kata sandi yang mudah ditebak dan selalu gunakan kata sandi yang rumit yang terdiri dari kombinasi huruf, angka, dan simbol.
3. Mengaktifkan Fitur Otentikasi 2 Faktor
Otentikasi dua faktor (2FA) merupakan lapisan perlindungan ekstra yang digunakan untuk memastikan keamanan akun online di luar username dan password. Pada praktiknya, 2FA ini memerlukan kode di luar dari kata sandi untuk masuk ke akun tertentu di internet, di mana kode ini bisa dikirim melalui pesan teks ke ponsel atau email.
Fitur 2FA ini dinilai sangat ampuh untuk melindungi akun ketika seorang peretas berhasil mengetahui username dan password milik ANda. Sebab, peretas tetap tidak akan bisa masuk ke akun Anda karena tidak memiliki kode tambahan.
4. Menerapkan Enkripsi Data
Enkripsi merupakan suatu proses mengamankan suatu data atau informasi dengan mengubah teks biasa menjadi teks yang tidak dapat dipahami manusia. Pada praktiknya, enkripsi data akan mengacak informasi atau data yang dikirim melalui jaringan internet. Dengan begitu, pihak lain yang tidak berwenang tidak dapat memantau aktivitas dan data yang dikirim secara online.
5. Menggunakan Incognito Mode
Seperti yang telah diketahui, bahwa setiap browser dapat menyimpan history dan password di mana hal ini bisa membuat ANda rentan terhadap ancaman peretasan. Solusinya, bisa menggunakan mode private browsing atau incognito mode ketika memakai komputer umum. Dengan private browsing atau incognito mode maka semua data history dan cache akan ikut terhapus pada saat browser ditutup.
6. Mengaktifkan Tracker Blocker
Sebagian besar website di internet telah menggunakan alat pelacakan di website mereka, di mana alat pelacak ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai pengunjung mereka untuk keperluan pemasaran. Namun sayangnya, alat pelacak ini dapat mengambil data pengguna, seperti lokasi, IP komputer, perangkat yang digunakan, dan informasi lainnya. Jika ingin menjaga privasi, maka sebaiknya menggunakan fitur tracker blocker di komputer atau smartphone yang digunakan.
7. Membersihkan Cookies Secara Berkala
Cookies adalah bagian kecil dari data yang dikirim dari sebuah situs website dan disimpan dalam komputer pengguna oleh peramban website ketika pengguna tersebut sedang membuka halaman website. Situs yang dibuka dapat menggunakan cookies di perangkat dan membuat aktivitas browsing menjadi lebih cepat. Namun sayangnya, cookies ini bisa membuat aktivitas di internet dapat dilacak oleh situs tersebut.
8. Selalu Hati-Hati Dalam Memberikan Izin
Setiap install aplikasi di ponsel, aplikasi tersebut pasti akan meminta izin tertentu, misalnya izin mengakses kamera, mic, dan folder tertentu. Pastikan hanya memberikan izin pada aplikasi yang terpercaya, dan hanya pada fitur yang diperlukan aplikasi saja.
Baca juga: Kenali Penyebab Kebocoran Data dan 4 Upaya Pencegahannya
Bagaimana Jika Data Pribadi Disalahgunakan?
Sebagian orang mungkin bertanya, langkah apa yang bisa ditempuh jika mendapati data pribadi disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, khususnya dalam penyelenggaraan fintech.
Disebutkan di dalam Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, bahwa setiap orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada Pasal di atas, dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan.
Perlu diketahui, dalam pemanfaatan teknologi informasi, perlindungan data pribadi adalah salah satu bagian dari hak pribadi (privacy rights). Hak pribadi adalah hak untuk menikmati kehidupan pribadi dan bebas dari segala macam gangguan, hak untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa tindakan memata-matai, dan hak untuk mengawasi akses informasi tentang kehidupan pribadi dan data seseorang. Berarti, jika seseorang merasa dirugikan karena identitasnya digunakan dalam penyalahgunaan data pribadi, maka orang tersebut dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang diperoleh, gugatan yang dimaksud adalah gugatan Perbuatan Melawan Hukum.
Saat terjadi penyalahgunaan data pribadi atau bahkan perusahaan penyedia sistem gagal dalam melindungi data pribadi pengguna, maka ada dua langkah hukum yang bisa dilakukan oleh pengguna:
- Pertama, pengguna dapat mengajukan komplain ke Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan dasar bahwa penyedia sistem informasi elektronik telah gagal melindungi data pribadi pengguna.
- Jika pengguna menghendaki adanya ganti kerugian, maka bisa menempuh langkah kedua yaitu mengajukan gugatan ke pengadilan.
Baca juga: 6 Cara Tepat Menghindari Penyalahgunaan Data Pribadi
Verihubs Menawarkan Solusi Verifikasi Terbaik!
Verihubs hadir menawarkan solusi terbaiknya. Untuk memastikan apakah pengguna/pelanggan Anda adalah pengguna asli misalnya, Anda bisa menerapkan Phone Number Verification, Identity Verification, serta Biometric Verification. Selain itu juga ada fitur lain yang tidak kalah penting, seperti Business Verification dan Employee Verification.
Dapatkan berbagai kemudahan dalam sistem verifikasi dan otentikasi yang terintegrasi di sistem perusahaan Anda dengan Verihubs. Anda hanya perlu menyesuaikan solusi terbaik dari berbagai pilihan modul sistem Verihubs yang tersedia, jadwalkan demo sekarang!