Apa Perbedaan Spamming, Snooping, Phishing, dan Spoofing?

perbedaan spamming snooping spoofing phising

Kemajuan teknologi dan transformasi digital turut menimbulkan berbagai jenis kejahatan dunia maya. Tak terkecuali spamming, snooping, phishing, dan spoofing, yang sering muncul dalam konteks keamanan digital. 

Meskipun terdengar mirip, masing-masing cyber crime tersebut memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk Anda pahami. Dengan mengetahui perbedaannya, Anda pun bisa mencegahnya dengan cara yang paling tepat. Seperti apa? Mari ketahui informasi lengkapnya melalui ulasan di bawah ini!

Apa Itu Spam, Snooping, Phishing, dan Spoofing?

Kejahatan dunia maya atau cyber crime telah menjadi salah satu masalah utama keamanan digital. Hingga kini, pelaku cyber crime selalu mencari celah untuk mengeksploitasi dan mencuri informasi orang lain melalui berbagai strategi. Adapun beberapa contoh masalah siber yang paling rentan muncul, meliputi:

1. Spamming

Spam merupakan pesan yang tidak diinginkan oleh pengguna. Umumnya, pesan-pesan tersebut berupa iklan atau promosi untuk mempromosikan produk/layanan. Dampaknya tidak hanya mengganggu, tetapi juga dapat menyebabkan kehilangan produktivitas dan menimbulkan risiko keamanan.

Contohnya adalah:

  • Email spam: Tindakan mengirimkan ratusan hingga ribuan email untuk memasarkan produk atau layanan.
  • Spam di media sosial: Tindakan mengirimkan pesan atau mencantumkan tautan berulang-ulang di platform media sosial untuk promosi.
  • Pesan teks: Tindakan mengirim pesan berlebihan, yang biasanya menggunakan bot secara otomatis.
  • Spam telepon: Praktik spamming ini merupakan tindakan mengirimkan panggilan telemarketing berlebihan untuk mempromosikan produk atau layanan.

Baca Juga: SMS Spam, Bagaimana Cara Mencegah dan Melaporkannya?

2. Snooping

Praktik ini adalah kegiatan memonitor atau mengintip lalu lintas data di suatu jaringan, yang biasanya melalui akses ilegal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi rahasia atau sensitif. Dalam praktiknya, serangan ini dilakukan dengan menggunakan perangkat tertentu untuk mencuri informasi yang sedang dikirimkan.

Contohnya adalah:

  • Mengakses informasi pribadi: Tindakan untuk mendapatkan informasi rahasia orang lain di ponsel atau komputer secara diam-diam.
  • Pemasangan software pemantau tanpa izin: Tindakan memasang perangkat lunak pemantau atau perangkat penyadap di perangkat orang lain tanpa izin.

3. Phishing

Jenis cyber crime ini merupakan tindakan penipuan, di mana penyerang berusaha memperoleh informasi melalui email palsu, pesan instan, atau website palsu yang meniru sumber terpercaya. Tujuannya adalah agar korban mengungkapkan informasi sensitif melalui komunikasi elektronik.

Sehingga, berbeda dengan spamming yang mengirimkan pesan berulang, keberhasilan serangan ini sangat bergantung pada persuasifnya pesan palsu yang dikirimkan. Biasanya, praktik ini berkaitan dengan pencurian informasi terkait kartu kredit, kata sandi, dan lain sebagainya.

Contohnya adalah:

  • Email palsu dari bank: Penyerang mengirimkan email yang mengaku berasal dari bank, kemudian meminta korban untuk memverifikasi informasi akun dengan mengklik tautan. Tautan tersebut adalah situs palsu untuk mencuri informasi login korban.
  • Pesan elektronik penipuan: Penyerang akan mengirimkan pesan elektronik yang menyatakan bahwa korban telah memenangkan hadiah. Namun, korban perlu membayar biaya administratif terlebih dahulu.

Baca Juga: Apa Itu Sertifikat Elektronik? Manfaat & Cara Mendapatkan?

4. Spoofing 

spoofing adalah
Ilustrasi Spoofing | Sumber Gambar: Delta-net.com

Di sisi lain, praktik cyber crime yang satu ini adalah tindak serangan pada perangkat komputer, di mana penyerang akan manipulasi identitas atau sumber informasi untuk menipu. Biasanya, tujuan serangan ini adalah untuk melakukan DoS (Denial of Service), merusak keamanan sistem, atau mencuri informasi pengguna.

Contohnya adalah:

  • IP spoofing: Penyerang akan menyamarkan alamat IP mereka untuk membuatnya terlihat seperti berasal dari sumber terpercaya. Ini dapat digunakan untuk menyembunyikan identitas asli penyerang atau melakukan serangan lainnya.
  • Web spoofing: Penyerang membuat web palsu untuk meniru situs web yang sah. Tujuannya untuk mendapatkan informasi pribadi dari korban yang mengakses situs palsu tersebut.

Perbedaan Spamming, Snooping, Spoofing, Phishing

Setelah mengetahui berbagai macam serangan siber di atas, Anda juga perlu mengetahui perbedaannya masing-masing. Memahami perbedaan ini akan membantu Anda untuk dapat mengidentifikasi jenis serangan dan mengatasinya dengan tepat. Adapun perbedaannya adalah:

  • Spamming: Di antara jenis serangan lainnya, spam sendiri pada dasarnya tidak selalu bermaksud merugikan secara langsung. Sebab, fokus utamanya adalah untuk mempromosikan suatu produk/layanan dan meningkatkan visibilitas, melalui pengiriman pesan secara besar-besaran.
  • Snooping: Dalam konteks keamanan digital, serangan ini lebih berbahaya, karena berpotensi mengakibatkan pencurian informasi pribadi atau rahasia. Biasanya terkait dengan upaya meretas atau akses yang tidak sah.
  • Phishing: Serangan ini lebih bersifat manipulatif secara psikologis. Sebab, fokusnya adalah membuat korban secara sukarela memberikan informasi berharga. Biasanya, serangan ini cenderung berkaitan dengan informasi finansial atau bertujuan untuk mendapatkan uang, seperti kartu kredit.
  • Spoofing: Serangan ini menggunakan manipulasi teknis untuk menyembunyikan identitas asli atau memanipulasi data. Biasanya, serangan ini berkaitan dengan pencurian identitas, seperti nomor KTP.

Baca Juga: 7 Cara Mudah Cek NIK KTP Secara Online, Apakah Sudah Terdaftar?

Cara Mencegah Spamming dan Serangan Lainnya

cara mencegah spamming
Ilustrasi Login Password | Sumber Gambar: Cmu.edu

Menilik dari pentingnya informasi pribadi agar tidak disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab, maka penting untuk melakukan tindakan pencegahan cyber crime. Adapun beberapa upaya yang bisa Anda lakukan, antara lain:

1. Enkripsi Kuat

Langkah pencegahan pertama adalah dengan menggunakan protokol enkripsi yang kuat. Misalnya, menggunakan password yang rumit, serta mengakses internet melalui HTTPS untuk melindungi data yang dikirim melalui jaringan. Upaya ini akan membantu mencegah penyadapan data oleh pihak yang tidak berwenang.

2. Meningkatkan Kesadaran Pengguna

Langkah penting untuk mencegah praktik spamming dan cyber crime lainnya adalah dengan meningkatkan kesadaran Anda. Dengan begitu, Anda bisa memahami tanda-tanda serangan dan tindakan yang harus diambil.

3. Pembaruan Keamanan Sistem

Pastikan sistem dan perangkat keras Anda selalu diperbarui dengan pembaruan keamanan terbaru. Sebab, pembaruan ini akan membantu menutup celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh penyerang.

4. Verifikasi Identitas Sumber

Selalu verifikasi keaslian situs website atau pengirim email sebelum memberikan informasi sensitif. Periksa URL dengan cermat dan hindari mengklik tautan yang mencurigakan.

5. Gunakan Liveness Detection

verifikasi identitas
Liveness detection | Sumber Gambar: Verihubs.com

Langkah pencegahan spamming dan cyber crime lainnya adalah melibatkan pemanfaatan teknologi verifikasi biometrik liveness detection. Gunanya adalah untuk meningkatkan keamanan selama proses verifikasi. 

Sistem ini beroperasi dengan memastikan kehadiran pengguna saat proses verifikasi berlangsung. Oleh karena itu, metode ini lebih efisien dalam mencegah upaya penipuan, karena proses deteksi terjadi secara real-time.

Sudah Tahu Perbedaan Macam-Macam Cyber Crime dan Cara Mencegahnya?

Kesimpulannya, keamanan digital merupakan hal yang sangat penting di era saat ini. Mengetahui jenis ancaman siber, seperti spamming, snooping, phishing, spoofing, serta upaya pencegahannya menjadi langkah kunci dalam menjaga keamanan online.

Misalnya, dengan menggunakan enkripsi yang kuat, verifikasi sumber dengan cermat, hingga memanfaatkan teknologi liveness detection. Teknologi ini memiliki peran vital dalam melindungi data pribadi dan memberikan lapisan keamanan yang lebih kuat bagi Anda.

Jika Anda mencari solusi keamanan yang canggih dan dapat diandalkan, pertimbangkan menggunakan layanan liveness detection dari VeriHubs. Teknologi verifikasi biometrik VeriHubs telah bersertifikat NIST, akurat deteksi fraud, serta tersedia dalam active dan passive liveness untuk deteksi penipuan melalui gambar.

Dengan keunggulan ini, Verihubs dapat memberikan perlindungan lebih lanjut terhadap ancaman keamanan. Bergabunglah dengan Verihubs untuk mendapatkan keamanan tanpa kompromi bagi bisnis Anda!

Artikel Terbaru Kami

insurtech adalah

Memahami Insurtech: Inovasi Digital dalam Asuransi

cara membuat chatbot ai mudah

Terlengkap! Bagaimana Cara Membuat Chatbot AI Mudah?

peranan kecerdasan buatan dalam pendidikan

10 Manfaat & Peranan Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan