Setuju tidak, kalau sistem biometrik dinilai sebagai teknologi keamanan unggulan di masa depan? Saat ini, tidak sedikit berbagai sektor di dunia yang telah berinvestasi dalam pengembangan teknologi verifikasi biometrik untuk keperluan mereka sendiri.
Sistem biometrik adalah upaya verifikasi identitas memakai data informasi yang melekat pada diri seseorang seperti wajah, sidik jari, suara, dan sejenisnya. Sehingga, verifikasi identitas ini hanya dapat dilakukan oleh orang dengan profil yang sama persis. Alhasil, penerapan sistem biometrik untuk keperluan verifikasi bisa mengurangi terjadinya akses oleh pihak lain, penipuan, hingga pencurian, dan lain sebagainya.
Di Indonesia, verifikasi biometrik bekerja dengan cara mencocokan user dengan data-data biometrik yang ada pada kartu identitas resmi seperti KTP. Biasanya, sistem akan mengecek atau melakukan sinkronisasi data ke database milik pemerintah. Sehingga, hasil dari verifikasi ini sangat akurat dan sulit untuk dipalsukan.
Teknologi AI dalam Proses Verifikasi Biometrik
Teknologi yang ada di balik sistem ini sudah menggunakan Artificial Intelligence (AI) yang canggih, serta mampu mencegah penipuan memakai foto, video, dan topeng. Pada umumnya, AI ini disebut dengan Liveness Detection yang berfungsi untuk memastikan bahwa user adalah manusia hidup dan aktif. Lantas, bagaimana caranya?
Teknologi liveness detection akan memberikan beberapa “tantangan” yang perlu diselesaikan, mulai dari menolehkan kepala, mengedipkan mata, dan lain sebagainya. Maka dari itu, biometrik ini juga diterapkan untuk proses Electronic Know Your Customer (e-KYC) karena bisa mendeteksi perilaku dan kebiasaan.
Peran Sistem Verifikasi Biometrik di Berbagai Industri
Ada bermacam-macam pengembangan teknologi verifikasi biometrik yang diadaptasi baik dalam dunia kerja maupun hal lainnya. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- Lembaga keuangan dan layanan finansial. Meningkatnya cyber crime secara finansial lantas membuat industri finansial mau tidak mau harus meningkatkan sistem keamanan dalam hal otentikasi user. Salah satunya adalah dengan mengandalkan verifikasi biometrik.
- Personalisasi dan keamanan otomotif. Pasar global biometrik untuk sektor otomotif juga tengah merangkak naik, di mana kini sudah mulai banyak pabrikan yang berlomba-lomba mengintegrasikan teknologi biometrik ke dalam kendaraan. Variasi metode yang digunakan di antaranya adalah sidik jari, pengenalan suara, hingga iris mata.
- Identifikasi penegakan hukum. Aparat hukum menjadi lebih terbantu dalam mengenali pelaku kejahatan menggunakan scan biometrik yang terintegrasi dengan data penduduk. Menariknya lagi, metode scanning-nya juga bisa menggunakan infrared pada sidik jari yang tertinggal di tempat kejadian perkara.
- Komputasi. Banyak manufaktur yang menambahkan sistem biometrik untuk perangkat konsumen sebagai fitur keamanan tambahan. Sementara itu pada skala yang lebih kompleks untuk keamanan organisasional, sistem biometrik digunakan untuk mengamankan user operations dan jaringan komputer.
- Pariwisata dan Perjalanan. Teknologi sidik jari juga sudah umum digunakan di bidang tour and travel, misalnya untuk verifikasi e-passport, e-visa, dan SIM.
- Perhotelan. Sebagian besar hotel telah beralih menggunakan sistem biometrik untuk memudahkan proses transaksi para tamu dengan keamanan data yang jauh lebih terjamin. Banyak hotel yang sudah mengganti sistem kartu elektronik menjadi sistem kunci pintu sidik jari untuk setiap kamarnya.
- Keamanan wilayah. Banyak negara maju telah meningkatkan keamanan dalam identifikasi penduduk asing untuk mengamankan daerah-daerah perbatasan menggunakan sistem biometrik.
- Di dunia kerja. Banyak perusahaan modern yang memilih teknologi biometrik selain untuk keamanan dan kemudahan organisir karyawan, juga karena bisa diintegrasikan dengan sistem personalia yang berisi perhitungan gaji karyawan berdasarkan sistem absensi yang ada.
- Kesehatan. Meningkatnya penipuan kesehatan hingga pencurian identitas medikal menjadi pencetus solusi biometrik. Teknologi biometrik untuk kesehatan biasanya digunakan untuk memverifikasi identitas pasien dan staff, sebagai proteksi terhadap penipuan dan mencegah duplikasi rekam jejak pasien, serta untuk akses kontrol pintu pada area sensitif khusus di rumah sakit dan manajemen.
- Studi Klinis. Teknologi biometrik juga bisa digunakan untuk memastikan bahwa partisipan dalam studi klinis yang mendalami riset tertentu, hanya mengikuti satu riset dalam satu waktu saja.
Baca juga: Mengenal Fungsi Faceprint dalam Proses Face Recognition
Peran Sistem Biometrik dalam Proses Pendaftaran Rekening Online
Dalam proses onboarding atau pendaftaran untuk membuka rekening bank, biasanya calon nasabah perlu datang dan bertemu dengan petugas secara langsung. Tujuannya adalah supaya pihak bank dapat melakukan proses mengenal nasabah atau disebut dengan KYC. Proses KYC ini adalah standar yang ditetapkan oleh bank sentral untuk menjamin pihak bank mengetahui siapa sosok calon nasabah yang akan membuka rekening.
Jika proses pendaftaran konvensional membutuhkan waktu selama berhari-hari, namun kini proses tersebut bisa menjadi lebih praktis dengan adanya digital onboarding dan verifikasi biometrik. Berkat teknologi biometrik ini, maka proses verifikasi yang dilakukan hanya memerlukan waktu selama kurang dari satu menit. Sangat praktis, bukan?
Baca juga: Pentingnya Customer Liveness dalam Proses Onboarding
Biometric Verification dari Verihubs, memungkinkan Anda bisa mengenali identitas wajah user dengan teknologi Artificial Intelligence. Lantas, fitur apa saja yang bisa Anda dapatkan di Biometric Verification ini?
Ada Face Recognition, yang bisa diandalkan untuk membandingkan dan mengenali wajah user melalui AI dengan akurasi tinggi. Verifikasi kemiripan wajah user akan diselesaikan dalam hitungan detik saja. Selain itu, ada juga Liveness Detection yang bisa mencegah upaya penipuan identitas dengan mendeteksi wajah pengguna secara langsung.
Silakan hubungi kontak layanan Verihubs untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap!
