Mengenal Apa Itu Insurance Fraud dan Cara Mencegahnya
Tindak kecurangan dalam industri asuransi atau yang terkenal sebagai insurance fraud, merupakan permasalahan yang semakin meresahkan. Dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan yang semakin canggih, kasus penipuan semacam ini semakin sulit terdeteksi dan berpotensi merugikan pihak-pihak terkait.
Oleh karena itu, pada artikel ini, kami akan membahas berbagai aspek dari kecurangan khususnya dalam industri asuransi. Hal itu termasuk jenis dan upaya apa saja untuk mencegahnya. Berikut ulasannya!
Apa Itu Insurance Fraud?
Menurut Wikipedia, insurance fraud terjadi saat seseorang mencoba mendapatkan manfaat yang tidak seharusnya mereka dapatkan atau saat perusahaan asuransi menolak memberikan manfaat yang seharusnya diberikan.
Skema penipuan ini umumnya melibatkan penyimpangan premi, pembengkakan biaya, penyimpangan aset, dan penipuan kompensasi pekerja. Pelakunya bisa berasal dari karyawan perusahaan asuransi atau pengklaim.
Penipuan asuransi mengakibatkan kerugian besar setiap tahunnya, baik pada perusahaan asuransi maupun masyarakat secara keseluruhan. Alhasil, pemerintah dan organisasi terkait terus melakukan upaya pencegahan, agar kasus ini tidak semakin merajalela.
Jenis Insurance Fraud yang Paling Umum Terjadi
Berikut beberapa jenis fraud dalam asuransi yang paling umum terjadi pada perusahaan asuransi.
1. Pemalsuan Premi
Sebagai jenis penipuan pada asuransi yang paling umum, pemalsuan premi terjadi ketika seseorang, seperti agen asuransi, menggelapkan premi asuransi. Seringkali, agen tersebut menahan uang premi daripada mengirimkannya kepada pihak yang bertanggung jawab.
Selain itu, pemalsuan premi juga bisa terjadi pada perusahaan asuransi yang tidak memiliki lisensi dan menawarkan asuransi, mengumpulkan premi, namun tidak membayar klaim sesuai yang telah disepakati bersama nasabah.
2. Kompensasi Pekerja
Salah satu strategi yang umum perusahaan lakukan untuk menghemat uang adalah dengan menggolongkan karyawan sebagai mitra, agar tidak perlu membayar premi kompensasi pekerja yang diwajibkan oleh negara. Sebagai gantinya, mereka membayar karyawan secara tidak resmi.
Praktik ini dapat mempengaruhi berbagai aspek, termasuk pajak, gaji, dan biaya bisnis lainnya. Namun, tindakan ini bukan hanya tidak etis dalam mengalahkan pesaing, tetapi juga tidak adil bagi karyawan yang berhak atas kompensasi setelah mengalami cedera.
Di sisi lain, karyawan juga terkadang terlibat dalam penipuan dengan mencoba mengklaim asuransi atas cedera yang tidak pernah terjadi, dan hal tersebut juga merupakan tindakan yang tidak jujur.
3. Kesehatan
Di industri kesehatan, terdapat beragam insurance fraud yang menyebabkan kerugian besar, akibat penipuan setiap tahunnya. Contohnya, pengenaan tagihan untuk layanan kesehatan, yang mana pihak rumah sakit tidak memberikan atau penggunaan kode yang salah untuk mendapatkan pembayaran yang lebih besar.
Klaim ganda atau permintaan layanan yang tidak perlu, sambil memberikan sogokan juga merupakan bentuk penipuan. Selanjutnya, praktik unbundling juga menjadi sumber utama penipuan, di mana penyedia layanan membebankan layanan secara terpisah, padahal seharusnya tergabung atau bundling untuk biaya yang lebih rendah.
Ancaman keamanan siber dan pencurian identitas juga menjadi masalah umum di bidang medis, di mana para penjahat cyber mencuri nomor asuransi kesehatan atau data pribadi lainnya untuk membuat klaim palsu.
Baca Juga: Ini Cara Mudah Cek NIK KTP Secara Online Apakah Terdaftar!
4. Asuransi Mobil
Salah satu bentuk insurance fraud yang paling merugikan secara finansial di industri otomotif adalah kebocoran premi, di mana informasi sebenarnya dihapus untuk mempengaruhi tarif dan penagihan.
Contohnya yakni tidak memberitahukan kepada penyedia asuransi tentang siapa saja yang mengemudikan mobil, memperbesar nilai peralatan atau bagian yang dicuri, atau menggunakan alamat orang lain, agar mendapatkan tarif lebih rendah di daerah tersebut.
Selain itu, bengkel perbaikan yang membebankan biaya berlebihan, menipu dalam jam kerja, atau menaikkan harga suku cadang juga merupakan bentuk penipuan. Ada juga kasus penggunaan airbag daur ulang atau menawarkan penggantian kaca depan yang tidak perlu.
5. Kerusakan Properti Akibat Bencana
Di tengah bencana alam, banyak orang sangat membutuhkan asuransi untuk pulih dari kerusakan. Namun, beberapa orang akan membuat klaim atas properti, bahkan ketika mereka berada jauh dari lokasi bencana. Hal tersebut jelas merupakan fraud.
Seseorang mungkin mencoba mengajukan klaim untuk kerusakan properti yang sengaja pemilik lakukan untuk mendapatkan keuntungan dari asuransi. Hal itu karena pemilik rumah biasanya dapat menghasilkan pembayaran, properti baru, atau perbaikan yang mahal dari klaim palsu tersebut.
Cara Mencegah Insurance Fraud
Demi mengurangi risiko, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Berikut adalah lima cara mencegah insurance fraud yang bisa dipertimbangkan!
1. Periksa Identitas Pemohon dengan Teliti
Sebagai langkah awal, perusahaan asuransi harus melakukan verifikasi identitas yang cermat terhadap semua pemohon. Hal ini meliputi dokumen identitas resmi, alamat, dan riwayat klaim sebelumnya. Dengan melakukan pemeriksaan yang teliti, perusahaan asuransi dapat mengurangi risiko menerima klaim palsu dari individu yang tidak sah.
2. Lakukan Audit Rutin Terhadap Klaim
Langkah selanjutnya, yakni dengan mengaudit secara rutin terhadap pengajuan klaim yang dapat menjadi langkah penting dalam mencegah penipuan asuransi. Dengan mengaudit klaim secara teratur, perusahaan asuransi dapat memeriksa keabsahan klaim, mendeteksi pola penipuan, dan menemukan indikasi klaim yang tidak wajar.
3. Edukasi Konsumen tentang Penipuan Asuransi
Peningkatan kesadaran konsumen tentang penipuan asuransi dapat membantu mengurangi insiden penipuan. Perusahaan asuransi dapat menyediakan informasi yang jelas dan mudah bagi nasabah untuk memahami tentang jenis-jenis penipuan yang umum terjadi dan tanda-tandanya.
Dengan memberikan edukasi kepada konsumen, mereka akan lebih waspada terhadap praktik penipuan dan lebih mungkin untuk melaporkan aktivitas yang mencurigakan nantinya.
4. Kolaborasi dengan Otoritas Penegak Hukum
Berikutnya, kerjasama antara perusahaan asuransi dan otoritas penegak hukum dapat menjadi kunci dalam memerangi penipuan asuransi. Caranya, perusahaan asuransi dapat bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki klaim yang mencurigakan dan menindak pelaku penipuan.
Pada akhirnya, dengan berbagi informasi dan sumber daya, perusahaan asuransi dan otoritas penegak hukum dapat meningkatkan efektivitas dalam menangani kasus tindakan kriminal penipuan.
Baca Juga: Kenali Jenis Jenis Identitas & Cara Verifikasinya Mudah!
5. Gunakan Teknologi Canggih untuk Analisis Data
Langkah terakhir mencegah fraud adalah dengan memanfaatkan teknologi canggih, seperti analisis data dan kecerdasan buatan yang dapat membantu perusahaan asuransi mendeteksi pola-pola penipuan.
Melalui penggunaan algoritma, perusahaan dapat menyaring data klaim, pola pembayaran, dan perilaku konsumen untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya penipuan. Di dalam hal ini, integrasi watchlist screening dari Verihubs menjadi langkah penting untuk memperkuat sistem deteksi penipuan dalam industri asuransi.
Dengan teknologi tersebut, perusahaan dapat mengidentifikasi secara efisien pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas penipuan yang telah tercatat sebelumnya. Jadi, perusahaan dapat bertindak lebih cepat dan lebih tepat dalam menanggapi klaim yang mencurigakan.
Cegah Insurance Fraud Mulai dari Sekarang!
Demi mengatasi risiko insurance fraud dalam industri asuransi, strategi pencegahan yang melibatkan verifikasi identitas, teknologi canggih, audit klaim, edukasi konsumen, dan kemitraan dengan lembaga penegak hukum sangat diperlukan. Selain itu, gunakan juga integrasi sistem dalam watchlist screening dari Verihubs yang memiliki sejumlah keunggulan, seperti sumber data kredibel, layanan API dan skema pembayaran 14 hari, serta dasbor tunggal yang menyajikan data dengan maksimal, untuk membantu mengidentifikasi potensi fraud sebelum klaim diajukan.