Sadarkah Anda bahwa belakangan penggunaan autentikasi biometrik mulai marak di berbagai layanan digital yang disediakan? Metode autentikasi ini sendiri rasanya sudah lebih populer jika dibandingkan dengan metode yang banyak digunakan beberapa waktu lalu, yakni autentikasi berbasis password.
Namun mengapa hal ini terjadi? Apa kira-kira yang menyebabkan penerapan autentikasi berbasis ciri biometrik menjadi demikian populer digunakan di banyak sistem?
Secara lebih dalam akan dibahas terkait alasan kenapa metode autentikasi biometrik menjadi lebih populer dibandingkan dengan autentikasi berbasis password yang sempat ‘merajai’ sistem pengamanan digital di masa lalu, lengkap dengan kelebihan yang ditawarkan.
Baca Juga: Sistem Keamanan Biometrik, Proteksi Optimal untuk Akun User
Alasan Autentikasi BIometrik akan Menggantikan Password
Beberapa hal menjadi alasan mendasar mengapa metode autentikasi yang mengacu pada ciri biometrik ini akan menggantikan password dalam waktu dekat. Mengacu pada apa yang dijelaskan dalam aware.com, beberapa alasannya adalah sebagai berikut.
1. Biometrik Tidak Mudah Dipalsukan
Ciri biometrik adalah ciri yang menempel pada seorang manusia, dan bersifat unik satu dengan yang lain. Ketika diukur dengan perangkat pemindai, maka data yang dihasilkan benar-benar unik dan kompleks, sehingga sangat sulit di-recreate oleh oknum pelaku kejahatan siber.
2. Multi-Factor Authentication
Penggunaan ciri ini juga dapat memberikan proteksi ekstra berupa multi-factor authentication, yang artinya perlindungan pada akun user akan semakin ketat. Metode ini membutuhkan kehadiran riil dari user di depan perangkat pemindai untuk menyelesaikan proses, sehingga semua akses yang dibuat dapat dipastikan atas sepengetahuan user yang legal.
3. Tidak Dapat ‘Dicuri’
Secara praktis ciri biometrik juga tidak dapat dicuri, sebab tidak memiliki bentuk yang konkrit seperti password. Pada skenario phishing, pelaku kejahatan siber dapat memancing user untuk memberikan password yang dimilikinya. Sementara penggunaan metode biometrik tidak mengizinkan hal ini terjadi, sebab user tidak dapat memberikan kode unik yang dibuat dengan acuan profil biometriknya.
4. Dipadukan dengan Liveness Detection
Tidak sedikit yang berpandangan miring pada penyalahgunaan selfie milik user yang ada di media sosial, yang diklaim dapat menerobos sistem keamanan biometrik ini. Namun ketika dipadukan dengan liveness detection, cara ini benar-benar akan sia-sia dan tidak berarti. Sebab sistem dapat mendeteksi user riil dan hidup ketika dipindai.
Poin Penting Mengapa Password Mulai DIkesampingkan
Password dalam jangka waktu yang cukup lama menjadi andalan banyak sistem dalam memberikan proteksi pada akun user yang dimilikinya. Namun seiring perkembangan teknologi, kombinasi deret angka dan huruf ini semakin terasa memiliki kelemahan.
- Beberapa hal dapat dicermati terkait kelemahan dari password, yang kemudian menjadi problem dan dasar kenapa metode ini mulai dikesampingkan.
- Pertama, password senantiasa dicuri, dibobol, atau berhasil di-bypass sepanjang waktu. Kebocoran akses yang terjadi dapat meningkatkan risiko ini, dan memicu pembobolan akun sebab informasi mengenai deret kombinasi password telah diketahui oknum tidak bertanggungjawab.
- Kedua, pola password yang berulang membuatnya mudah ditebak oleh oknum penjahat siber. Password akan mungkin sekali berkaitan dengan angka atau frasa yang dekat dengan user. Ini mengapa selalu muncul peringatan agar tidak menggunakan kombinasi tanggal lahir, nama orang tua, dan sebagainya, yang dapat dengan mudah terlacak.
- Ketiga, kombinasi password dapat dengan mudah di-input ke formulir yang merupakan jebakan digital. Karena upaya phising terus terjadi, dan modusnya semakin lama semakin canggih, maka risiko kehilangan password secara ‘sukarela’ akan semakin besar ketika user salah masuk situs jebakan.
- Keempat, berdasarkan data dari Iovation, perusahaan yang fokus pada teknologi autentikasi, sebanyak 85% dari total peserta survey menyatakan tidak merasa cukup aman mempercayakan akun dengan perlindungan password, dan terbuka dengan opsi proteksi lain yang lebih handal.
- Kelima, terdapat cukup banyak perangkat lunak yang dapat meretas password yang digunakan, baik dalam bentuk empat, enam, bahkan delapan kombinasi karakter dalam waktu yang relatif singkat.
Jelas bukan kenapa password lambat laun mulai ditinggalkan oleh penyedia layanan digital?
Autentikasi Biometrik Jauh Lebih Aman
Menjadi metode yang jauh lebih aman, sedikitnya terdapat beberapa alasan kenapa autentikasi biometrik lebih aman dibandingkan dengan password.
- Tidak dapat dipalsukan oleh oknum tidak bertanggungjawab
- Tidak dapat diberikan atau diambil begitu saja, sebab secara permanen menempel pada user
- Autentikasi hanya dapat dilakukan ketika user hadir untuk melakukan transaksi saja
- Menghindari risiko lupa, karena ciri biometrik tidak perlu diingat oleh user, dan sistem secara berkala melakukan pembaruan pada ciri biometrik user dengan pemindaian
- Dengan cepat mendeteksi citra palsu, dokumentasi yang tidak aktual, dan hasil peniruan menggunakan deepfake
Baca Juga: Bermanfaat, Kenali 5 Macam Sensor Biometrik pada Smartphone
Secara mendasar autentikasi biometrik memiliki tingkat proteksi yang jauh lebih aman dari sekedar deret kombinasi angka dan huruf yang digunakan selama ini. Untuk hal ini, Verihubs siap menjadi solusi bagi sistem Anda, dengan produk andalannya BIometric Verification.
Biometric Verification dari Verihubs
Dengan bantuan AI yang canggih, proses pemindaian dan pencocokan akan berjalan sangat cepat, tanpa mengurangi akurasi yang dimiliki sistem ini. Dengan autentikasi biometrik dari Verihubs, tidak hanya Anda akan meningkatkan kepuasan pelanggan, namun juga dapat membuat proteksi yang diberikan pada akses akun meningkat drastis. Segera hubungi layanan pelanggan Verihubs sekarang, dan dapatkan informasi lengkap mengenai produk andalan ini!