Verihubs Logo
Home Blog Modus Penipuan AI Suara: Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya
8 min read Deepfake Detection Published on December 20, 2025

Modus Penipuan AI Suara: Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya

Modus Penipuan AI Suara: Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya

Di era di mana perusahaan asuransi dan keuangan semakin mengandalkan komunikasi suara melalui call center dan layanan pelanggan, ancaman penipuan AI suara kini menjadi kenyataan serius. 

Teknologi voice cloning dan deepfake memungkinkan penipu meniru suara manusia dengan akurasi tinggi. 

Key Highlight:

  • Serangan voice cloning dan deepfake meningkat pesat dan mulai menargetkan sektor keuangan, asuransi, serta layanan berbasis suara.
  • Dampak utama mencakup kerugian finansial, turunnya kepercayaan publik, dan meningkatnya beban compliance.
  • Pola serangan biasanya berupa panggilan dengan suara yang sangat mirip figur internal, permintaan mendesak, atau klaim identitas lembaga resmi.
  • Upaya pencegahan mencakup penerapan Deepfake Detection, verifikasi multi faktor, cross check instruksi penting, serta edukasi rutin bagi staf dan nasabah.

Tren Penipuan AI Suara

Teknologi generatif suara kini berkembang pesat dan menjadi lebih mudah diakses. Pada 2024 Prnewswire melaporkan lonjakan 1.300 persen dalam serangan deepfake dibanding tahun sebelumnya. 

Survei global dari Globe Newswire memperlihatkan bahwa pada 2024 sekitar 49 persen perusahaan di seluruh dunia melaporkan pernah menjadi korban deepfake audio atau video. 

Data tersebut menunjukkan bahwa penyebaran modus AI suara berlangsung cepat dan luas. Perusahaan di sektor keuangan, asuransi, dan layanan dengan call center berada di garis depan ancaman ini.

Bahaya Penipuan AI Suara terhadap Bisnis

Adapun beberapa bahaya dari penipuan AI suara terhadap keberlangsungan bisnis di antaranya.

1. Kerugian Finansial Langsung dan Skala Operasi

Penipuan dengan suara klon sering kali melibatkan permintaan transfer dana atau perubahan data pembayaran. Karena suara terdengar sangat meyakinkan, korban bisa langsung mengikuti instruksi penipu tanpa verifikasi ulang. 

Bagi perusahaan asuransi atau keuangan, ini berarti potensi kerugian tidak hanya berasal dari klaim internal tetapi juga dari fraud eksternal. Transfer palsu, refund palsu, atau klaim tidak sah bisa berdampak langsung pada neraca keuangan dan profitabilitas.

2. Risiko Reputasi dan Kepercayaan Stakeholder

Jika penipuan semacam ini berhasil dan mencuat ke publik reputasi perusahaan bisa sangat tergerus. Nasabah atau mitra bisnis mungkin kehilangan kepercayaan dan berpindah ke penyedia layanan lain yang dianggap lebih aman.

Apalagi jika klien atau mitra berasal dari berbagai negara reputasi negatif bisa menyebar luas dan mempengaruhi brand secara global. Kepercayaan menjadi aset utama di industri keuangan dan asuransi.

3. Beban Compliance dan Transformasi Sistem

Menghadapi ancaman deepfake berarti perusahaan perlu memperbarui sistem keamanan, prosedur verifikasi, serta kebijakan compliance. Hal ini bisa memakan waktu dan biaya seperti pelatihan staf, pembaruan sistem call center, audit internal dan eksternal.

Jika tidak ditangani dengan benar perubahan sistem bisa mengganggu layanan pelanggan dan efisiensi operasional. Namun tanpa upaya ini risiko fraud cenderung meningkat.

Bagaimana Ciri-Ciri Serangan Penipuan AI Suara

Berikut beberapa ciri-ciri akan serangan dari penipuan AI berbasis suara.

1. Panggilan dari Orang Terpercaya dengan Suara Sangat Mirip Asli

Sering kali penipu memanfaatkan voice cloning untuk meniru suara figur penting seperti CEO, manajer senior, atau pejabat internal. Suara tersebut bisa meniru intonasi, jeda, dan gaya bicara dengan sangat meyakinkan. 

Korban yang mendengar suara familiar dari orang dalam perusahaan atau mitra bisa langsung percaya tanpa verifikasi lebih lanjut. Ini sangat berbahaya terutama dalam perusahaan yang beroperasi lintas negara dan memiliki banyak pemangku kepentingan.

2. Tuntutan Mendesak dan Tekanan Waktu untuk Bertindak Segera

Modus penipuan ini sering disertai urgensi tinggi seperti permintaan transfer dana mendadak, perubahan data penting, atau klaim besar yang katanya perlu diselesaikan segera. Tekanan psikologis ini membuat korban lebih mudah bereaksi impulsif dan kurang rasional.

Dalam konteks korporasi global urgency seperti ini bisa muncul di jam sibuk, terutama jika penipu menggunakan data intelijen internal untuk mengetahui kondisi perusahaan. Oleh karena itu penting untuk waspada jika ada permintaan mendadak melalui saluran suara.

3. Klaim Identitas sebagai Institusi, Bank, atau Perusahaan Asuransi

Penipu bisa berpura-pura sebagai staf perusahaan, bank, atau agen asuransi yang sah. Mereka bisa memberikan informasi kredibel tentang polis, tagihan, atau klaim lalu meminta data sensitif atau pembayaran. Suara klon membuat rekayasa ini terasa nyata. 

Bagi organisasi internasional modus ini sangat berisiko karena bisa memicu kebocoran data klien, pelanggaran regulasi, serta potensi tuntutan hukum jika data disalahgunakan.

Cara Mengatasi Penipuan AI Suara

Berikut beberapa cara untuk mengatasi penipuan AI suara.

1. Implementasi Teknologi Deepfake Detection Audio dan Voice Recognition Canggih

Perusahaan sebaiknya mengadopsi solusi dari vendor terpercaya untuk mendeteksi suara sintetis secara real time atau saat panggilan direkam. 

Contohnya teknologi Deepfake Detection dan Voice Recognition yang menganalisis dengan akurat adalah teknologi dari salah satu perusahaan KYC di Indonesia, Verihubs

2. Terapkan Prosedur Verifikasi Multi Faktor dan Cross Check Manual

Verifikasi suara saja tidak cukup. Proses autentikasi harus mencakup lebih dari satu faktor seperti voice, PIN, kode OTP, callback ke saluran resmi, serta verifikasi lewat email atau sistem internal.

Untuk permintaan kritis misalnya transfer dana besar atau perubahan data pelanggan perlu ada prosedur cross check manual. Misalnya menelepon kembali ke nomor resmi atau meminta konfirmasi dari pihak kedua dalam perusahaan sebelum menindaklanjuti instruksi.

3. Edukasi Staf, Nasabah, dan Mitra Bisnis tentang Risiko Deepfake

Kesadaran adalah kunci. Perusahaan perlu rutin melatih staf terutama di call center, compliance, underwriting, dan bagian keuangan untuk mengenali tanda penipuan seperti urgensi mencurigakan, suara terlalu sempurna, permintaan data atau transfer uang, dan lain-lain.

Edukasi juga perlu diperluas ke nasabah dan mitra. Jelaskan bahwa suara bisa dipalsukan dan beri panduan agar mereka selalu melakukan verifikasi ulang bila ada permintaan kritis. Pendekatan ini membantu membangun budaya keamanan internal dan eksternal.

Manfaat Penggunaan Deepfake Detection untuk Bisnis

Deepfake Detection mendatangkan banyak manfaat untuk bisnis sebagai berikut.

1. Melindungi Aset Finansial dan Mengurangi Eksposur Fraud

Dengan deteksi deepfake yang efektif perusahaan bisa menghentikan banyak upaya penipuan sebelum terjadi kerugian besar. 

Misalnya setelah implementasi deteksi suara dan kebijakan non autentikasi untuk suara palsu satu perusahaan asuransi berhasil memblokir puluhan upaya enroll pemalsuan suara dan ratusan percobaan otentikasi palsu. 

2. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan dan Reputasi Keamanan di Pasar Global

Perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap keamanan dan proteksi data akan lebih dipercaya oleh klien korporasi dan individu terutama di pasar internasional. Adopsi solusi deteksi deepfake dan protokol keamanan canggih bisa menjadi nilai jual tambah.

Kepercayaan ini penting dalam industri asuransi dan layanan keuangan di mana reputasi keamanan sering menjadi penentu loyalitas klien dan mitra.

3. Memenuhi Persyaratan Regulasi dan Audit Global

Dengan meningkatnya regulasi terkait perlindungan data dan keamanan identitas di banyak negara perusahaan internasional perlu menjaga compliance dengan standar global. 

Implementasi Deepfake Detection, audit rekaman, dan kebijakan verifikasi multi faktor membantu perusahaan memenuhi persyaratan regulasi dan mempersiapkan dokumentasi audit. Langkah ini bisa mengurangi risiko hukum, denda, atau sanksi akibat kebocoran data atau fraud besar.

Kesimpulan

Penipuan berbasis AI suara semakin berbahaya bagi sektor keuangan dan asuransi karena mampu meniru suara internal dengan akurasi tinggi. Risiko yang muncul meliputi kerugian finansial, rusaknya reputasi, hingga potensi pelanggaran regulasi. Karena itu perusahaan perlu memperkuat verifikasi dan memastikan keamanan komunikasi suara.

Inilah momentum tepat untuk mengadopsi Deepfake Detection. Penyedia KYC seperti Verihubs menawarkan solusi deteksi suara sintetis yang membantu perusahaan mengurangi fraud, melindungi data, serta menjaga kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis.

FAQ Modus Penipuan AI Suara:

– Apa yang dimaksud dengan penipuan AI suara?
Ini adalah serangan yang menggunakan teknologi voice cloning atau deepfake untuk meniru suara seseorang sehingga penipu dapat memberi instruksi palsu, meminta data sensitif, atau memicu transaksi berisiko.

– Mengapa penipuan AI suara semakin meningkat?
Teknologi generatif suara kini mudah diakses dan semakin akurat sehingga pelaku dapat membuat rekaman atau panggilan yang terdengar sangat natural. Hal ini memicu lonjakan serangan di sektor keuangan dan asuransi.

– Apa saja tanda bahwa sebuah panggilan mungkin menggunakan suara deepfake?
Ciri umum meliputi suara yang terdengar sangat mirip figur internal, permintaan yang bersifat mendesak, atau klaim identitas lembaga resmi yang disertai permintaan data atau perubahan transaksi.

– Bagaimana cara perusahaan mencegah penipuan AI suara?
Solusi efektif mencakup penggunaan Deepfake Detection, verifikasi multi faktor, cross check instruksi penting, serta edukasi berkala untuk staf dan nasabah.

– Mengapa Deepfake Detection penting untuk bisnis?
Teknologi ini membantu memblokir percobaan fraud berbasis suara, memperkuat keamanan identitas, meningkatkan kepercayaan pelanggan, dan mendukung kepatuhan terhadap regulasi global.

Client Verihubs
Deteksi Face Swap dengan Deepfake Detection Verihubs
Coba GRATIS Sekarang
Lihat Blog