Home Blog Mengenal Apa Itu CFT dalam Melawan Pendanaan Terorisme
Published on May 18, 2024

Mengenal Apa Itu CFT dalam Melawan Pendanaan Terorisme

Mengenal Apa Itu CFT dalam Melawan Pendanaan Terorisme

CFT adalah salah satu upaya yang sangat penting dalam hal penanggulangan terorisme. Seperti yang Anda ketahui, terorisme telah menjadi momok di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Aksi terorisme berpengaruh terhadap stabilitas sosial, ekonomi, bahkan sosial-politik.

Oleh sebab itu, para pemangku kepentingan pun bekerja sama untuk memutus rantai terorisme dari berbagai sisi. Salah satunya adalah dari sisi pendanaan, yang akan kita bahas lengkap di artikel ini.

Apa Itu CFT?

CFT adalah singkatan dari Countering the Financing of Terrorism. Istilah ini merujuk pada serangkaian tindakan untuk mencegah dan menghentikan aliran dana yang bertujuan untuk mendukung aktivitas terorisme.

Menghentikan aliran dana merupakan upaya yang tepat, karena salah satu instrumen vital dalam terorisme adalah pendanaan. Contoh tindakannya adalah mengawasi aktivitas keuangan yang mencurigakan, mencegah pencucian uang, serta kerja sama internasional untuk mengidentifikasi dan menindak pelaku.

Jaringan terorisme yang sudah berskala global tentunya memerlukan tindakan kolektif dari semua negara untuk melawannya. Oleh karena itu, CFT harus diatur oleh undang-undang, serta peraturan federasi negara tentang segala jenis tindakan dalam pendanaan terorisme.

Bagaimana Cara Kerja CFT?

Countering The Financing of Terrorism melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan badan penegak hukum. Jaringan teroris memiliki banyak cara untuk menjalankan aktivitas finansial mereka, sehingga para penegak hukum harus menggunakan berbagai teknik untuk melawannya.

Dana yang mereka dapatkan bisa berasal dari sumber yang legal maupun ilegal. Contoh sumber yang legal seperti dana hasil kegiatan bisnis yang sah, sedangkan dana ilegal utamanya berasal dari pencucian uang. Oleh sebab itu, pendanaan terorisme tidak akan pernah lepas dari isu seputar money laundry.

Itulah mengapa pemerintah sangat gencar dalam melacak aktivitas money laundry, karena salah satu potensi muaranya adalah terorisme. Upaya pencegahan yang paling efektif adalah pengawasan aktivitas keuangan yang mencurigakan, tentunya dengan regulasi ketat dan sikap kooperatif semua pihak.

Apa Saja Contoh Upaya CFT?

Mencegah pendanaan terorisme memerlukan banyak upaya yang berkelanjutan. Terlebih lagi kelompok teroris juga semakin lihai dalam menyembunyikan sumber dana dan berkamuflase dalam menjalankan aktivitas mereka. Beberapa contoh upaya CFT yang paling nyata adalah sebagai berikut.

1. Membuat Regulasi

Sebagian besar negara, termasuk Indonesia, memiliki undang-undang yang membuat terorisme termasuk dalam tindak pidana berat. Regulasi ini mencakup pembuatan, pengumpulan, dan penyaluran dana untuk tujuan terorisme.

Hukum Countering The Financing of Terrorism yang tegas akan membuat orang berpikir dua kali untuk terlibat dalam kelompok terorisme. Para penyalur dana terorisme pun akan semakin kesulitan untuk melanjutkan aktivitas mereka tanpa terendus oleh aparat.

2. Pelaporan Transaksi Mencurigakan

Lembaga keuangan wajib melaporkan transaksi yang mencurigakan kepada otoritas yang berwenang, seperti unit intelijen keuangan atau badan pengawas keuangan. Upaya ini mengharuskan tindakan proaktif dari lembaga keuangan sebagai bentuk kontribusi terhadap pencegahan pendanaan terorisme.

Sikap kooperatif dari lembaga keuangan akan membuat kelompok terorisme semakin kesulitan untuk melakukan transaksi finansial. Dengan begitu, berbagai aksi terorisme pun dapat dicegah sejak masih dalam tahap perencanaan.

3. Verifikasi Identitas Pelanggan

Lembaga keuangan harus memverifikasi identitas pelanggan mereka dengan cermat, termasuk melakukan pemeriksaan latar belakang untuk mengidentifikasi potensi pelaku terorisme. Verifikasi yang disebut dengan Know Your Customer (KYC) ini sangat efektif dalam CFT.

Lembaga keuangan memiliki kewenangan sekaligus kewajiban untuk mendapatkan data diri pelanggan secara lengkap. Data pelanggan dapat menjadi sumber informasi yang sangat ampuh untuk mengidentifikasi para pelaku terorisme.

Baca Juga: Kenali Jenis Jenis Identitas & Cara Verifikasinya Mudah!

4. Pelatihan dan Edukasi

Pelatihan reguler terkait CFT diberikan kepada staf lembaga keuangan untuk mengenali tanda-tanda aktivitas keuangan yang mencurigakan dan melaporkannya kepada pihak berwenang. Dengan mengikuti pelatihan, para pekerja di sektor finansial dapat menjadi orang pertama yang mendeteksi aktivitas terorisme.

Edukasi pun diberikan kepada masyarakat luas tentang ciri-ciri umum teroris. Jika masyarakat menemukan aktivitas mencurigakan di lingkungan tempat tinggal mereka, maka mereka bisa langsung melaporkannya kepada pihak berwajib.

5. Kerja Sama Internasional

Negara-negara bekerja sama dalam pertukaran informasi dan kerja sama investigasi untuk mengidentifikasi dan menindak pelaku money laundry dan pendanaan terorisme. Kelompok terorisme tersebar di seluruh dunia, sehingga transaksi finansial mereka pun melintasi batas wilayah negara.

Pola ini memerlukan kerja sama internasional, terutama dengan negara-negara yang rawan menjadi target aksi teror. Setiap terjadi transaksi lintas negara, maka negara-negara yang terlibat akan mengawasi transaksi tersebut dan saling bertukar data.

Apa Tindakan yang Dianggap Sebagai Pendanaan Terorisme?

Pada dasarnya, semua kegiatan finansial yang bertujuan untuk mendanai aksi terorisme adalah tindak pidana berat. Mulai dari operasi, rekrutmen dan propaganda, pelatihan, gaji dan kompensasi anggota, hingga aksi sosial para kelompok teroris.

Setiap pendanaan selalu teridentifikasi dari adanya aktivitas finansial yang mencurigakan. Jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010, contoh transaksi keuangan mencurigakan adalah:

  • Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi dari pengguna jasa yang bersangkutan;
  • Transaksi keuangan oleh pengguna jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh pihak pelapor sesuai dengan ketentuan undang-undang ini;
  • Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana; atau
  • Transaksi keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh pihak pelapor karena melibatkan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.

Berdasarkan temuan di atas, pihak berwenang kemudian melakukan investigasi CFT lebih lanjut untuk melacak aliran dana dari transaksi mencurigakan. Dari sinilah kemudian berbagai aktivitas pendanaan aksi terorisme dapat terungkap.

Undang-Undang Anti Pencucian Uang

Di Indonesia, ada beberapa regulasi yang secara khusus mengatur tentang aktivitas money laundry. Daftar regulasi yang menjadi dasar hukum bagi pemerintah untuk melakukan pengawasan, investigasi, hingga mengambil tindakan yang lebih jauh menyangkut CFT adalah:

  • Ketentuan FATF 40 Recommendations;
  • Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU);
  • Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (UU TPPT);
  • PBI No.14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana;
  • PBI No.18/20/PBI/2016 tentang Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank;
  • PBI No.22/23/PBI/2020 tentang Sistem Pembayaran;
  • PBI No.23/6/PBI/2021 tentang Penyedia Jasa Pembayaran; dan
  • PBI No.23/7/PBI/2021 tentang Penyelenggara Infrastruktur Sistem Pembayaran.

Semua undang-undang di atas memuat berbagai ketentuan yang berkaitan dengan aktivitas finansial. Bermodalkan regulasi yang begitu lengkap, pemerintah dapat lebih leluasa dalam mengidentifikasi aksi-aksi terorisme dari sisi pendanaan.

Baca Juga: Apa Itu Anti Pencucian Uang (AML)? Bagaimana Kebijakannya?

Sudah Mengerti Apa Itu CFT?

Kesimpulannya, Countering The Financing of Terrorism atau CFT adalah serangkaian upaya pencegahan pendanaan aksi terorisme. Upaya ini memerlukan kolaborasi banyak pihak, baik di lingkup nasional hingga internasional.

Selain itu, regulasi dan teknologi pengawasan juga harus terus diperbarui untuk meningkatkan efektivitas upaya tersebut. Salah satu upaya yang dapat Anda lakukan adalah dengan menambahkan Watchlist Screening dari Verihubs ke layanan Anda. 

Watchlist Screening akan mencocokkan data pelanggan Anda dengan daftar pengawasan yang selalu up-to-date. Database watchlist Verihubs pun sangat lengkap dan dari sumber terpercaya internasional.

Verihubs akan melakukan screening pada setiap pengguna baru, serta setiap pengguna akan melakukan transaksi. Apabila Verihubs menemukan kecocokan data antara pengguna layanan Anda dengan data watchlist, maka Anda dapat langsung mengambil tindakan yang tepat.Metode Watchlist Screening ini efektif untuk mencegah penyalahgunaan layanan. Jangan sampai layanan kelompok teroris menggunakan layanan Anda untuk bertransaksi demi mendanai aktivitas mereka. Jaga reputasi layanan dan kepercayaan pengguna Anda dengan Watchlist Screening dari Verihubs!

Source:

https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/anti-pencucian-uang-dan-pencegahan-pendanaan-terrorisme/default.aspx
https://www.ppatk.go.id/siaran_pers/read/953/memahami-transaksi-keuangan-mencurigakan.html
https://www.idnow.io/glossary/terrorist-financing/
https://www.investopedia.com/terms/c/combating-financing-terrorism-cft.asp
https://www.imf.org/en/Topics/Financial-Integrity/amlcft